Palu (ANTARA) - Penerapan pembelajaran tatap muka (PTM) hingga kini masih belum juga maksimal terselenggara pada 13 kabupaten/kota yang ada di wilayah Provinsi Sulawesi Tengah.
Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulteng Yudiawati V. Winda Rusliana mengatakan penyebab utamanya adalah capaian realisasi vaksinasi pada guru belum mencapai target terkecuali dua daerah.
"Daerah itu adalah Luwuk dan Morowali karena memang sudah di atas 80 persen capaian realisasi vaksinasinya, 11 daerah lainnya masih juga belum dapat menyelenggarakan hingga 100 persen," kata Plt Kadis Dikbud Sulteng, Yudiawati kepada ANTARA di Kota Palu, Jumat.
Ia menjelaskan terdapat tiga point penting yang menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan, sebelum pembelajaran tatap muka dimulai pada sebuah daerah dalam masa pandemi seperti saat ini.
Selain realisasi vaksinasi pada kalangan guru yang mengharuskan hingga 80 persen, juga ialah melihat dari aspek capaian vaksinasi lansia. Sedangkan yang terakhir, yakni status atau level penyebaran virus corona pada daerah itu sendiri.
Point penting lainnya, jika tingkat penyebaran virus corona dalam daerah itu masih berada pada level 2, maka pembelajaran tatap muka belum juga akan diizinkan. Meski capaian vaksinasi guru dan lansia telah mencapai target atau bahkan lebih.
"Contohnya Kota Palu dan Sigi, sudah mencapai hanya saja berada dalam level 2 sehingga tetap melakukan pembelajaran tatap muka 50 persen saja dari kapasitas kelas pada sekolah, kecuali level 4 memang sama sekali tidak boleh atau cukup di rumah," jelasnya.
Ia menambahkan, hal itu bahkan turut berlaku terhadap daerah yang masuk dalam kategori terpencil, terluar dan terbatas (3T), yang sebelumnya tetap dibolehkan untuk melangsungkan tatap muka.
"Dan ini akan kita terus evaluasi setiap hari, agar kita pastikan memang semua daerah ini khusus terhadap guru harus tervaksin agar segera juga kita mulai PTM," tambahnya.
Ia mengemukakan, guna mempercepat realisasi target vaksinasi pada kalangan guru, pihaknya akan menggencarkan lewat kerja sama dengan TNI/Polri serta Badan Intelijen Negara(BIN) Sulteng.
Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulteng Yudiawati V. Winda Rusliana mengatakan penyebab utamanya adalah capaian realisasi vaksinasi pada guru belum mencapai target terkecuali dua daerah.
"Daerah itu adalah Luwuk dan Morowali karena memang sudah di atas 80 persen capaian realisasi vaksinasinya, 11 daerah lainnya masih juga belum dapat menyelenggarakan hingga 100 persen," kata Plt Kadis Dikbud Sulteng, Yudiawati kepada ANTARA di Kota Palu, Jumat.
Ia menjelaskan terdapat tiga point penting yang menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan, sebelum pembelajaran tatap muka dimulai pada sebuah daerah dalam masa pandemi seperti saat ini.
Selain realisasi vaksinasi pada kalangan guru yang mengharuskan hingga 80 persen, juga ialah melihat dari aspek capaian vaksinasi lansia. Sedangkan yang terakhir, yakni status atau level penyebaran virus corona pada daerah itu sendiri.
Point penting lainnya, jika tingkat penyebaran virus corona dalam daerah itu masih berada pada level 2, maka pembelajaran tatap muka belum juga akan diizinkan. Meski capaian vaksinasi guru dan lansia telah mencapai target atau bahkan lebih.
"Contohnya Kota Palu dan Sigi, sudah mencapai hanya saja berada dalam level 2 sehingga tetap melakukan pembelajaran tatap muka 50 persen saja dari kapasitas kelas pada sekolah, kecuali level 4 memang sama sekali tidak boleh atau cukup di rumah," jelasnya.
Ia menambahkan, hal itu bahkan turut berlaku terhadap daerah yang masuk dalam kategori terpencil, terluar dan terbatas (3T), yang sebelumnya tetap dibolehkan untuk melangsungkan tatap muka.
"Dan ini akan kita terus evaluasi setiap hari, agar kita pastikan memang semua daerah ini khusus terhadap guru harus tervaksin agar segera juga kita mulai PTM," tambahnya.
Ia mengemukakan, guna mempercepat realisasi target vaksinasi pada kalangan guru, pihaknya akan menggencarkan lewat kerja sama dengan TNI/Polri serta Badan Intelijen Negara(BIN) Sulteng.