Palu (ANTARA) - Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, menargetkan sebanyak 50 ribu dosis vaksin yang diperuntukkan bagi anak-anak usia 6-11 tahun akan selesai disuntikkan pada pertengahan tahun 2022.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulteng, dr. I Komang Adi Sujendra mengatakan, puluhan ribu dosis vaksin itu akan menyasar tak kurang dari 366 ribu total anak-anak di 13 Kabupaten/Kota setempat.
"Kemarin kita dapat vaksin 50 ribu, itu kita bagi-bagi ke 13 Kabupaten/Kota, jika satu sekolah dalam satu Kabupaten ada 300 siswa misalnya paling dapatnya satu daerah itu sekitar 3000 dosis saja," kata Kadinkes Sulteng, dr. I Komang Adi Sujendra kepada ANTARA di Kota Palu, Jumat.
Ia menjelaskan, penyelesaian penyuntikan ribuan dosis vaksin pada pertengahan tahun itu, merujuk pada capaian hari pertama khusus Kota Palu mencapai 1041 siswa sekolah dasar (SD).
Kondisi itu, lanjut Kadinkes, misalkan terus dapat bertahan atau justru terjadi peningkatan, maka target untuk menyelesaikan penyuntikan 50 ribu dosis vaksin Sinovac akan tercapai.
Sedangkan untuk penyuntikan dosis kedua terhadap kelompok usia 6-11 tahun, hingga saat ini Dinkes Sulawesi Tengah masih menunggu arahan dari Pemerintah pusat serta Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
"Sejauh ini belum ada petunjuknya berapa persen dulu dosis pertama baru boleh lanjut ke dosis kedua, karena itu kita masih akan pada aturan yang lama yaitu setelah 28 hari baru kita akan masuk pada dosis kedua," jelasnya.
Meski begitu, I Komang Adi Sujendra menyadari betul akan kondisi yang saat ini terjadi di tengah-tengah masyarakat. Karenanya, target penyelesaian itu akan ditempuh dengan langkah-langkah kongkrit.
Pihak Dinkes secara masif terus melakukan sosialisasi tentang keamanan penggunaan vaksin bagi anak-anak, bersama pihak terkait diantaranya adalah TNI/POLRI serta Badan Intelijen Negara (BIN).
"Kita terus jelaskan pada orang tua anak, bahwa memang ini sudah aman dan sudah melalui uji maupun penelitian panjang para peneliti yang ada di Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) jadi sudah melalui riset ilmiah sehingga bukan dibuat-buat," tambahnya.