Palu (ANTARA) - Perusahaan Umum (Perum) Badan Usaha Logistik (Bulog) Wilayah Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), terus menyiasati ketersediaan minyak goreng baik di pasar maupun distributor kemitraan.
Menurut Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Bulog Sulteng, David Susanto mengatakan siasat itu dilakukan agar jangan sampai ada pihak-pihak yang sengaja menahan atau menunggu stok minyak goreng menipis.
"Meskipun kita belum ada penugasan khusus secara teknis, tapi memang kita tetap memantau itu untuk mengimbangi agar jangan sampai kosong minyak goreng ini di pasar maupun pada kemitraan di Rumah Pangan Kita (RPK) yang ada," kata Kepala Kanwil Bulog Sulteng David Susanto kepada ANTARA di ruang kerjanya, Rabu.
Hingga kini suplai minyak goreng yang dilakukannya masih sangat terbatas, sehingga masih memprioritaskan pada kemitraan-kemitraan yang ada.
Pihaknya juga belum dapat memastikan penambahan stok dari Bulog pusat di Jakarta. Secara umum Bulog masih mencari formula yang tepat bersama pemerintah untuk menjadi penugasan dalam memudahkan masyarakat memperoleh minyak goreng dengan mudah, serta harga yang terjangkau.
"Jangan sampai nanti ketika kita tambah stok di sini justru akan mengganggu kestabilan harga, sehingga kita masih dalam upaya-upaya menghindari kekosongan stok minyak goreng," jelasnya.
Ia menyampaikan harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) yang tinggi menyulitkan mencari minyak goreng dengan harga murah. Karena itu, pihaknya belum terlibat dalam proses distribusi minyak goreng murah yang disediakan produsen dengan harga Rp14.000 per liter.
"Tapi yang pasti harga Bulog nantinya akan lebih murah karena memang itu adalah tugas kita," tutupnya.