Kolonodale, Sulteng (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Morowali Utara dan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar menjalin kerjasama di bidang penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat (kesmas).
Kerjasama tersebut secara resmi ditandatangani oleh Wakil Bupati Morut H. Djira K, SPd, MPd dan Dekan Fakultas Kedokteran Unhas Prof Dr dr. Haerani Rasyid, MKes, SpPD, KGH, SpGK, FINASIM, di RSUD Kolonodale, Jumat sore (19/8).
Dalam naskah itu disebutkan bahwa ruang lingkup kerjasama pada intinya pihak Unhas menyiapkan dan memberikan pelayanan kesehatan di RSUD Kolonodale berupa tenaga dokter peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS).
Dokter PPDS tersebut adalah yang sementara mengikuti program pendidikan pada program studi ilmu anestesi, program studi ilmu kedokteran jiwa, program studi ilmu kesehatan dermatologi dan venereologi dan ilmu kesehatan anak dengan sistem monitoring dan evaluasi berkesinambungan.
Kerjasama ini dilandasi atas pertimbangan keterbatasan tenaga medis yang bertugas di RSUD Kolonodale, serta keterbatasan sumberdaya lokal yang handal dalam bidang kedokteran untuk mendukung pembangunan di Kabupaten Morowali Utara.
Alasan berikutnya adalah pentingnya pengembangan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia kesehatan di Morut dan adanya tuntutan kebutuhan masyarakat akan tersedianya pelayanan tenaga dokter spesialis di RSUD Kolonodale.
Selain itu, keberadaan Universitas Hasanuddin Makassar sebagai perguruan tinggi terbaik di Kawasan Timur Indonesia dipandang layak memperluas hubungan kerjasama di berbagai bidang, baik dengan pemerintah daerah maupun swasta atas dasar saling menguntungkan.
Atas nama Pemerintah Daerah Morowali Utara, Wabup Djira berterima kasih dan menyambut gembira adanya kerjasama di bidang pelayanan kesehatan masyarakat, khususnya peran serta Fakultas Kedokteran Unhas.
Visi utama Pemda Morut adalah mewujudkan masyarakat yang Sehat, Cerdas, dan Sejahtera (SCS). Kata sehat berada di depan, itu menandakan faktor kesehatan sangat prioritas," jelasnya.
Menurut Wabup, siapapun bisa melakukan aktivitas apa saja kalau dia sehat. Sebaliknya, siapapun tidak bisa berbuat apa-apa kalau dalam kondisi kurang sehat.
Untuk itulah, kerjasama ini menjadi sangat penting dalam rangka pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Sementara itu, Dekan Fakultas Kedokteran Unhas Prof. Haerani Rasyid mengemukakan bahwa RSUD Kolonodale termasuk rumah sakit yang terlama mengadakan kerjasama dalam pelayanan dokter spesialis.
Ia mengakui hal ini bisa dimaklumi karena Morut termasuk daerah baru dan sedang berkembang. Namun ke depan harus dipikirkan untuk menyiapkan kader daerah sendiri.
"Harapan kami sebenarnya agar RSUD Kolonodale segera memiliki dokter spesialis sendiri yang cukup. Harus didorong agar para dokter muda mau ke jenjang lebih tinggi yakni mengikuti program dokter spesialis," jelasnya.
Prof Haerani juga mengingatkan agar Pemda lebih berhati-hati dalam memberi rekomendasi dan membantu dokter yang akan mengikuti program dokter spesialis. Harus ada ikatan yang jelas bahwa dokter yang bersangkutan pasti kembali mengabdi di daerah kalau sudah selesai pendidikan.
"Terus terang saja, itulah salah satu alasan kami tidak gegabah dalam menerima rekomendasi dari pemerintah daerah untuk menerima calon peserta pendidikan dokter spesialis," tegasnya.
Penandatanganan naskah kerjasama tersebut turut disaksikan Direktur RSUD Kolonodale dr. Sherly Pede dan beberapa dokter spesialis dari Fakultas Kedokteran Unhas.
Pada hari itu tim dokter spesialis tersebut juga melihat langsung keadaan pasien di beberapa ruangan perawatan dalam rangka visitasi (kunjungan) di RSUD Kolonodale.
Kerjasama tersebut secara resmi ditandatangani oleh Wakil Bupati Morut H. Djira K, SPd, MPd dan Dekan Fakultas Kedokteran Unhas Prof Dr dr. Haerani Rasyid, MKes, SpPD, KGH, SpGK, FINASIM, di RSUD Kolonodale, Jumat sore (19/8).
Dalam naskah itu disebutkan bahwa ruang lingkup kerjasama pada intinya pihak Unhas menyiapkan dan memberikan pelayanan kesehatan di RSUD Kolonodale berupa tenaga dokter peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS).
Dokter PPDS tersebut adalah yang sementara mengikuti program pendidikan pada program studi ilmu anestesi, program studi ilmu kedokteran jiwa, program studi ilmu kesehatan dermatologi dan venereologi dan ilmu kesehatan anak dengan sistem monitoring dan evaluasi berkesinambungan.
Kerjasama ini dilandasi atas pertimbangan keterbatasan tenaga medis yang bertugas di RSUD Kolonodale, serta keterbatasan sumberdaya lokal yang handal dalam bidang kedokteran untuk mendukung pembangunan di Kabupaten Morowali Utara.
Alasan berikutnya adalah pentingnya pengembangan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia kesehatan di Morut dan adanya tuntutan kebutuhan masyarakat akan tersedianya pelayanan tenaga dokter spesialis di RSUD Kolonodale.
Selain itu, keberadaan Universitas Hasanuddin Makassar sebagai perguruan tinggi terbaik di Kawasan Timur Indonesia dipandang layak memperluas hubungan kerjasama di berbagai bidang, baik dengan pemerintah daerah maupun swasta atas dasar saling menguntungkan.
Atas nama Pemerintah Daerah Morowali Utara, Wabup Djira berterima kasih dan menyambut gembira adanya kerjasama di bidang pelayanan kesehatan masyarakat, khususnya peran serta Fakultas Kedokteran Unhas.
Visi utama Pemda Morut adalah mewujudkan masyarakat yang Sehat, Cerdas, dan Sejahtera (SCS). Kata sehat berada di depan, itu menandakan faktor kesehatan sangat prioritas," jelasnya.
Menurut Wabup, siapapun bisa melakukan aktivitas apa saja kalau dia sehat. Sebaliknya, siapapun tidak bisa berbuat apa-apa kalau dalam kondisi kurang sehat.
Untuk itulah, kerjasama ini menjadi sangat penting dalam rangka pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Sementara itu, Dekan Fakultas Kedokteran Unhas Prof. Haerani Rasyid mengemukakan bahwa RSUD Kolonodale termasuk rumah sakit yang terlama mengadakan kerjasama dalam pelayanan dokter spesialis.
Ia mengakui hal ini bisa dimaklumi karena Morut termasuk daerah baru dan sedang berkembang. Namun ke depan harus dipikirkan untuk menyiapkan kader daerah sendiri.
"Harapan kami sebenarnya agar RSUD Kolonodale segera memiliki dokter spesialis sendiri yang cukup. Harus didorong agar para dokter muda mau ke jenjang lebih tinggi yakni mengikuti program dokter spesialis," jelasnya.
Prof Haerani juga mengingatkan agar Pemda lebih berhati-hati dalam memberi rekomendasi dan membantu dokter yang akan mengikuti program dokter spesialis. Harus ada ikatan yang jelas bahwa dokter yang bersangkutan pasti kembali mengabdi di daerah kalau sudah selesai pendidikan.
"Terus terang saja, itulah salah satu alasan kami tidak gegabah dalam menerima rekomendasi dari pemerintah daerah untuk menerima calon peserta pendidikan dokter spesialis," tegasnya.
Penandatanganan naskah kerjasama tersebut turut disaksikan Direktur RSUD Kolonodale dr. Sherly Pede dan beberapa dokter spesialis dari Fakultas Kedokteran Unhas.
Pada hari itu tim dokter spesialis tersebut juga melihat langsung keadaan pasien di beberapa ruangan perawatan dalam rangka visitasi (kunjungan) di RSUD Kolonodale.