Palu (ANTARA) - Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Sulawesi Tengah mengajak semua komponen bangsa di daerah ini agar bersama-sama melawan radikalisme dan terorisme.
"Perlu membangun atau menguatkan solidaritas sosial bersama-sama untuk tidak memberikan ruang kepada kelompok-kelompok garis keras yang menyebarkan radikalisme dan terorisme," kata Ketua FKPT Sulteng Muhd Nur Sangadji, di Palu, Jumat.
Pernyataan FKPT Sulteng terkait dengan keberhasilan Satgas Madago Raya yang menembak mati anggota MIT Poso atas nama Askar alias Pak Guru dalam baku tembak yang terjadi pada hari Kamis (29/9), di KM 13 Desa Kilo, Kabupaten Poso.
Ia mengatakan bahwa langkah penindakan kelompok radikalisme-terorisme harus terus digencarkan untuk mewujudkan keamanan, ketertiban, serta keutuhan berbangsa dan bernegara dalam bingkai NKRI.
Dia mengatakan bahwa pendekatan lunak dalam pencegahan radikalisme dan terorisme penting digencarkan. Oleh karena itu, ujar dia, sangat penting adanya solidaritas sosial dengan mengedepankan kearifan lokal demi menangkal tumbuh dan berkembangnya radikalisme.
"Kita dukung aparat penegak hukum melakukan langkah penindakan terhadap kelompok garis keras, bentuk dukungan kita adalah memperkuat solidaritas sosial untuk melakukan pendekatan 'soft' dalam melawan penyebaran radikalisme," sebutnya.
Dia mengatakan FKPT Sulteng berpandangan masalah radikalisme harusnya menjadi satu agenda besar seluruh komponen pemerintah sehingga setiap organisasi perangkat pemerintah, baik kementerian, lembaga/badan, dan BUMN/BUMD harus mengambil peran dalam pencegahan radikalisme.
"Langkah pembinaan harus menjadi satu agenda besar semua komponen pemerintah yang dilakukan secara bersama-sama untuk membina generasi muda secara maksimal," ujarnya.
Gerakan pembinaan yang dilakukan FKPT Sulteng, kata dia, semuanya bermuara pada lima sila dalam Pancasila.
"Pertanyaannya bagaimana lima sila dalam Pancasila bisa diimplementasikan dengan baik, ini tugas kita semua," kata dia.
"Perlu membangun atau menguatkan solidaritas sosial bersama-sama untuk tidak memberikan ruang kepada kelompok-kelompok garis keras yang menyebarkan radikalisme dan terorisme," kata Ketua FKPT Sulteng Muhd Nur Sangadji, di Palu, Jumat.
Pernyataan FKPT Sulteng terkait dengan keberhasilan Satgas Madago Raya yang menembak mati anggota MIT Poso atas nama Askar alias Pak Guru dalam baku tembak yang terjadi pada hari Kamis (29/9), di KM 13 Desa Kilo, Kabupaten Poso.
Ia mengatakan bahwa langkah penindakan kelompok radikalisme-terorisme harus terus digencarkan untuk mewujudkan keamanan, ketertiban, serta keutuhan berbangsa dan bernegara dalam bingkai NKRI.
Dia mengatakan bahwa pendekatan lunak dalam pencegahan radikalisme dan terorisme penting digencarkan. Oleh karena itu, ujar dia, sangat penting adanya solidaritas sosial dengan mengedepankan kearifan lokal demi menangkal tumbuh dan berkembangnya radikalisme.
"Kita dukung aparat penegak hukum melakukan langkah penindakan terhadap kelompok garis keras, bentuk dukungan kita adalah memperkuat solidaritas sosial untuk melakukan pendekatan 'soft' dalam melawan penyebaran radikalisme," sebutnya.
Dia mengatakan FKPT Sulteng berpandangan masalah radikalisme harusnya menjadi satu agenda besar seluruh komponen pemerintah sehingga setiap organisasi perangkat pemerintah, baik kementerian, lembaga/badan, dan BUMN/BUMD harus mengambil peran dalam pencegahan radikalisme.
"Langkah pembinaan harus menjadi satu agenda besar semua komponen pemerintah yang dilakukan secara bersama-sama untuk membina generasi muda secara maksimal," ujarnya.
Gerakan pembinaan yang dilakukan FKPT Sulteng, kata dia, semuanya bermuara pada lima sila dalam Pancasila.
"Pertanyaannya bagaimana lima sila dalam Pancasila bisa diimplementasikan dengan baik, ini tugas kita semua," kata dia.