Singkawang (ANTARA) - Ratusan tatung atau dukun Tionghoa yang kerasukan roh leluhur, Sabtu pagi, melakukan ritual cuci jalan di dalam Kota Singkawang, Provinsi Kalimantan Barat menyambut Cap Go Meh tanda berakhirnya tahun baru.

Tatung datang dari berbagai kelenteng di sekitar Kota Singkawang sejak pukul 06.00 WIB, baik berjalan kaki maupun menggunakan kendaraan truk dan pick up. Mereka menuju ke kelenteng Tri Dharma Bumi Raya yang berada di pusat Kota Singkawang.

Sebagian lainnya melakukan ritual di dalam kelenteng dan berkeliling di lingkungan tempat tinggalnya. Seperti yang dilakukan tatung dari Kelenteng Cetya Tho Fab, Jalan P Belitung, Kelurahan Pasiran, Singkawang Barat.

Ritual cuci jalan dipercaya sebagian masyarakat Tionghoa untuk membersihkan kota setempat dari hal-hal buruk selama satu tahun ke depan pada tahun Imlek 2574. Cuci jalan dilakukan saat Cap Go Meh, festival ini menjadi penanda berakhirnya tahun baru atau penutup dari perayaan tahun baru Imlek.

Seorang warga Ng Tjhin Hin, mengaku terpukau dengan ritual para tatung tersebut. Warga asli Singkawang dan lama menetap di Jakarta ini, datang ke kota kelahirannya untuk menyaksikan momen langka dalam perayaan Cap Go Meh.

"Saya sudah keliling di banyak tempat, Singkawang yang paling menarik karena ada ratusan tatung yang turun dalam Cap Go Meh," katanya.

Ratusan warga menyaksikan atraksi para tatung yang ditandu bersama arak-arakannya saat keliling kota setempat.

Panitia Imlek dan Cap Go Meh Singkawang 2023, beberapa waktu lalu menyatakan sebanyak 680 tatung sudah mendaftar untuk tampil dalam Festival Cap Go Meh di kota tersebut.

Wakil Ketua Umum Perayaan Imlek dan Cap Go Meh Singkawang Tjhai Chui Mie mengatakan panitia pada 26-28 Januari 2023 juga membuka pendaftaran khusus bagi tatung dari luar Singkawang yang ingin tampil di Festival Cap Go Meh.

"Sudah mewakili (cadangan) ada 35 tatung. Kami masih menunggu kelengkapan persyaratan dari mereka, yang sudah panitia jadwalkan dari tanggal 26-28 Januari, mengingat mereka ini adalah peserta dari luar Singkawang," katanya.


 

 

Pewarta : Nurul Hayat
Editor : Andilala
Copyright © ANTARA 2024