Palu (ANTARA) - Badan riset dan inovasi daerah (Brida) Provinsi Sulawesi Tengah, mengembangkan kajian pakan ternak berbasis potensi lokal, untuk memenuhi ketersediaan pakan ternak di daerah.
"Manfaat yang diharapkan atas pelaksanaan riset ini yaitu mengembangkan optimalisasi hasil ikutan pertanian sebagai bahan pakan perbaikan nutrisi ternak pada pengembangan model budi daya peternakan sapi potong di Sulteng," kata Kepala Brida Provinsi Sulteng Faridah Lamarauna, di Palu, Kamis.
Faridah mengemukakan pemanfaatan bahan - bahan potensi lokal atau bahan - bahan potensi pakan yang ada di sekitar lokasi budi daya peternakan yang memiliki daya simpan dengan jangka waktu yang lama, menjadi kelebihan utama pada pakan ternak.
Oleh karena itu, kajian dilakukan dengan memanfaatkan limbah jerami padi, jerami jagung, kelor serta beberapa bahan tambahan seperti dedak, bungkil sawit, sentrat, dan tepung ikan sebagai penambah protein ternak.
Sehingga peternak tidak lagi khawatir apabila stok pakan berkurang ketika musim kemarau datang, ujarnya.
Dia mengemukakan kajian pakan ternak berbasis bahan lokal untuk mengoptimalkan nilai tambah dan pengelolaan hasil ikutan pertanian sebagai bahan utama penyusunan pakan ternak, serta dapat membantu mengatasi ketersediaan pakan ternak ruminansia agar tidak terkendala oleh cuaca/musim.
Brida Sulteng segera melakukan peluncuran kajian pakan ternak ruminansia berbasis bahan lokal, yang bekerja sama dengan kelompok solidaritas alumni sekolah peternakan rakyat Indonesia (Saspri) Desa Bulubete, Kabupaten Sigi.
"Mengingat letaknya yang strategis sebagai representasi lahan marginal, khususnya lahan kering, dan berfungsinya dengan baik sebagai potensi dalam mendukung peternakan, maka untuk meningkatkan peranan dan kapasitasnya, perlu direvitalisasi dengan membangun/memperbaiki performa ternak sapi melalui perbaikan nutrisi," ungkapnya.
"Berkaitan dengan hal tersebut maka kami melakukan kajian pakan perbaikan nutrisi ternak pada peternakan rakyat di Sulteng. Usaha ternak sapi potong juga merupakan usaha yang bersifat turun temurun" ungkap Faridah.
Ia mengharapkan, riset ini untuk menopang perbaikan nutrisi pakan ternak, perbaikan reproduksi dan produksi ternak, dan juga perbaikan daging ternak.
"Di samping itu, riset ini dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peternak dengan pembelajaran secara kelompok, memberi bekal inovasi teknologi pembuatan pakan berbahan lokal yang ada di sekitar lingkungan masyarakat, menguatkan peran kelembagaan peternak dengan kelembagaan pendukung lainnya," katanya.
"Manfaat yang diharapkan atas pelaksanaan riset ini yaitu mengembangkan optimalisasi hasil ikutan pertanian sebagai bahan pakan perbaikan nutrisi ternak pada pengembangan model budi daya peternakan sapi potong di Sulteng," kata Kepala Brida Provinsi Sulteng Faridah Lamarauna, di Palu, Kamis.
Faridah mengemukakan pemanfaatan bahan - bahan potensi lokal atau bahan - bahan potensi pakan yang ada di sekitar lokasi budi daya peternakan yang memiliki daya simpan dengan jangka waktu yang lama, menjadi kelebihan utama pada pakan ternak.
Oleh karena itu, kajian dilakukan dengan memanfaatkan limbah jerami padi, jerami jagung, kelor serta beberapa bahan tambahan seperti dedak, bungkil sawit, sentrat, dan tepung ikan sebagai penambah protein ternak.
Sehingga peternak tidak lagi khawatir apabila stok pakan berkurang ketika musim kemarau datang, ujarnya.
Dia mengemukakan kajian pakan ternak berbasis bahan lokal untuk mengoptimalkan nilai tambah dan pengelolaan hasil ikutan pertanian sebagai bahan utama penyusunan pakan ternak, serta dapat membantu mengatasi ketersediaan pakan ternak ruminansia agar tidak terkendala oleh cuaca/musim.
Brida Sulteng segera melakukan peluncuran kajian pakan ternak ruminansia berbasis bahan lokal, yang bekerja sama dengan kelompok solidaritas alumni sekolah peternakan rakyat Indonesia (Saspri) Desa Bulubete, Kabupaten Sigi.
"Mengingat letaknya yang strategis sebagai representasi lahan marginal, khususnya lahan kering, dan berfungsinya dengan baik sebagai potensi dalam mendukung peternakan, maka untuk meningkatkan peranan dan kapasitasnya, perlu direvitalisasi dengan membangun/memperbaiki performa ternak sapi melalui perbaikan nutrisi," ungkapnya.
"Berkaitan dengan hal tersebut maka kami melakukan kajian pakan perbaikan nutrisi ternak pada peternakan rakyat di Sulteng. Usaha ternak sapi potong juga merupakan usaha yang bersifat turun temurun" ungkap Faridah.
Ia mengharapkan, riset ini untuk menopang perbaikan nutrisi pakan ternak, perbaikan reproduksi dan produksi ternak, dan juga perbaikan daging ternak.
"Di samping itu, riset ini dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peternak dengan pembelajaran secara kelompok, memberi bekal inovasi teknologi pembuatan pakan berbahan lokal yang ada di sekitar lingkungan masyarakat, menguatkan peran kelembagaan peternak dengan kelembagaan pendukung lainnya," katanya.