Palu (ANTARA) - Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Kota Palu memberdayakan anak muda di ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah mengembangkan batik motif kelor sebagai ciri khas daerah yang merupakan bagian dari program Pemberdayaan Tanah Masyarakat (PTM) untuk peningkatan ekonomi masyarakat.
"Sasaran pemberdayaan ini berada di Kelurahan Pantoloan Boya sebagai wilayah perajin batik motif kelor di Kota Palu," kata Konsultan Pemberdayaan Tanah Masyarakat Marcelino Bugid di Palu, Rabu.
Ia menjelaskan, program reforma agraria itu memberikan peluang bagi masyarakat untuk mengembangkan usaha berbekal sertifikat tanah yang dapat di manfaatkan untuk mengakses modal di bank.
Dari pembinaan dilakukan pihaknya, sekitar 10 orang anak mudah aktif mengelola kelompok UMKM batik dengan motif kelor.
"Daun kelor menjadi ciri khas Kota Palu dan sudah ada 16 motif yang didaftarkan ke dalam Hak Kekayaan Intelektual (HKI), dari 10 anak muda di kelompok itu tercatat ada delapan orang yang masuk reforma agraria,” ujarnya.
Ia menjelaskan, Kelompok Soraya Batik merupakan salah satu kelompok di intervensi pihaknya, selain itu apa pula sejumlah kelurahan juga diintervensi untuk pengembangan UMKM dengan memanfaatkan potensi lokal daerah bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan meningkatkan ketahanan ekonomi keluarga.
Di Kelurahan Pantoloan Boya terdapat empat kelompok UMKM di fasilitasi ke dalam program PTM diantaranya Soraya Batik yang mengembangkan batik tulis, kemudian kelompok Mawar satu dan dua fokus pada tenun Donggala dan kelompok Bunga Nosarara yang mengolah minyak kelapa murni atau Virgin Coconut Oil (VCO).
"Kami bertindak sebagai fasilitator berkolaborasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) sebagai mana amanat Kementerian ATR/BPN," ucap Marcelino.
Ia menambahkan, program PTM di Kota Kota Palu menargetkan sekitar 400 Kepala Keluarga (KK) tahun 2023 sebagaimana komitmen Pemerintah Pusat melalui melalui Kementerian ATR/BPN untuk tujuan kesejahteraan masyarakat.
"Sejak pertama kali program ini dilaksanakan, peserta PTM di Kota Palu terus meningkat yang mana pada 2021 awal peluncuran kegiatan berjumlah 175 KK, 2022 naik 300 KK dan tahun ini ditarget 400 KK. Tidak menutup kemungkinan tahun depan targetnya bertambah," kata dia.
"Sasaran pemberdayaan ini berada di Kelurahan Pantoloan Boya sebagai wilayah perajin batik motif kelor di Kota Palu," kata Konsultan Pemberdayaan Tanah Masyarakat Marcelino Bugid di Palu, Rabu.
Ia menjelaskan, program reforma agraria itu memberikan peluang bagi masyarakat untuk mengembangkan usaha berbekal sertifikat tanah yang dapat di manfaatkan untuk mengakses modal di bank.
Dari pembinaan dilakukan pihaknya, sekitar 10 orang anak mudah aktif mengelola kelompok UMKM batik dengan motif kelor.
"Daun kelor menjadi ciri khas Kota Palu dan sudah ada 16 motif yang didaftarkan ke dalam Hak Kekayaan Intelektual (HKI), dari 10 anak muda di kelompok itu tercatat ada delapan orang yang masuk reforma agraria,” ujarnya.
Ia menjelaskan, Kelompok Soraya Batik merupakan salah satu kelompok di intervensi pihaknya, selain itu apa pula sejumlah kelurahan juga diintervensi untuk pengembangan UMKM dengan memanfaatkan potensi lokal daerah bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan meningkatkan ketahanan ekonomi keluarga.
Di Kelurahan Pantoloan Boya terdapat empat kelompok UMKM di fasilitasi ke dalam program PTM diantaranya Soraya Batik yang mengembangkan batik tulis, kemudian kelompok Mawar satu dan dua fokus pada tenun Donggala dan kelompok Bunga Nosarara yang mengolah minyak kelapa murni atau Virgin Coconut Oil (VCO).
"Kami bertindak sebagai fasilitator berkolaborasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) sebagai mana amanat Kementerian ATR/BPN," ucap Marcelino.
Ia menambahkan, program PTM di Kota Kota Palu menargetkan sekitar 400 Kepala Keluarga (KK) tahun 2023 sebagaimana komitmen Pemerintah Pusat melalui melalui Kementerian ATR/BPN untuk tujuan kesejahteraan masyarakat.
"Sejak pertama kali program ini dilaksanakan, peserta PTM di Kota Palu terus meningkat yang mana pada 2021 awal peluncuran kegiatan berjumlah 175 KK, 2022 naik 300 KK dan tahun ini ditarget 400 KK. Tidak menutup kemungkinan tahun depan targetnya bertambah," kata dia.