Palu (ANTARA) -
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah (Pemprov Sulteng) mencatat prevalensi stunting atau tengkes di daerah ini mengalami penurunan di angka 27,2 persen berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI).
"Penurunan stunting tidak lepas dari kerja keras semua pihak yang terlibat," kata Wakil Gubernur Sulawesi Tengah Ma'mun Amir di Palu, Ahad.
Menurut data SKI penurunan stunting paling signifikan di 13 kabupaten/kota di Sulteng yakni Kabupaten Tojo Una-una dengan presentasi tahun 2021 di angka 29,4 persen, kemudian 31 persen pada 2022 dan 21,3 persen di tahun 2023.
Di susul Kota Palu tahun 2021 di angka 23,9 persen, kemudian 2022 di angka 24,7 persen dan 22,3 persen pada tahun 2023.
"Dengan presentasi ini kami berharap tim percepatan pengendalian stunting dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang terlibat di masing-masing daerah terus bekerja lebih optimal supaya prevalensinya lebih tertekan," ujarnya.
Guna percepatan pengendalian prevalensinya, Pemprov Sulteng membuat inovasi program tangguh bersinar yang merupakan upaya percepatan penurunan stunting dan penanggulangan kemiskinan berbasis perangkat daerah.
Ia menilai pencegahan wajib dilakukan karena untuk mengantisipasi naiknya prevalensi dengan melakukan sosialisasi dan terus mengampanyekan tentang stunting.
"Stunting dan kemiskinan salah satu penanganan yang prioritas. Angka kemiskinan ekstrim tahun 2022 dari 3,02 persen turun menjadi 1,44 persen pada tahun 2023," ucap Ma'mun.
Ia berharap kolaborasi semua pihak terus dipererat supaya tercipta sinergitas yang baik dalam memperkuat peningkatan pembangunan daerah yang lebih maju.