Jakarta (ANTARA) - PT PLN Indonesia Power (PLN IP) secara proaktif mendukung pemerintah mengejar target enhanced national determined contribution (NDC) dan program net zero emission (NZE) dengan mengoptimalkan potensi panas bumi di Indonesia.

Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra dalam keterangannya di Jakarta, Rabu, mengatakan PLN Indonesia Power berupaya mengembangkan energi baru dan terbarukan (EBT) di antaranya adalah energi panas bumi.

Menurut dia, energi bersih tersebut berpotensi terus dikembangkan mengingat Indonesia menyimpan 40 persen cadangan panas bumi dunia.

"Indonesia merupakan negara ring of fire yang dikaruniai sumber energi panas bumi yang besar. Potensi tersebut perlu terus dikembangkan, dijadikan sumber energi listrik yang ramah lingkungan," kata Edwin.

Dalam mengoptimalkan panas bumi, PLN Indonesia Power pun berkolaborasi dengan berbagai pihak di antaranya PT Pertamina Geothermal Energy.



Kerja sama itu ditandai dengan penandatanganan joint development agreement (JDA) pada 30 Mei 2024 di Jakarta.

Menurut Edwin, dengan adanya JDA menandai tahap baru upaya dua perusahaan energi besar dalam negeri mengoptimalkan kapasitas sejumlah pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) di Indonesia.

"Penandatanganan JDA ini akan merangsang pemanfaatan potensi sumber daya panas bumi yang dapat mendorong akselerasi transisi energi nasional, pencapaian komitmen pemerintah terhadap NDC dan target NZE di Indonesia," tuturnya.

JDA itu sebagai tindak lanjut dari penandatanganan joint development study agreement (JDSA) oleh kedua korporasi pada 22 Februari 2024.

Salah satu fokus utama JDA adalah pengembangan proyek co-generation di dua wilayah kerja panas bumi dengan memanfaatkan energi yang terkandung dalam brine untuk meningkatkan kapasitas produksi listrik.



Target pengembangan awal PLTP co-generation (binary plant) yang sudah siap dikembangkan yaitu di PLTP Ulubelu Binary Unit dan PLTP Lahendong Binary Unit yang masing-masing berpotensi menambah kapasitas terpasang sebesar 30 MW dan 15 MW.

"Dengan memanfaatkan hasil inovasi dan teknologi canggih, maka pemanfaatan energi panasi bumi bisa ditingkatkan, sehingga pemenuhan kebutuhan listrik di tanah air yang berasal dari EBT terus meningkat," imbuhnya.

 

Pewarta : Kelik Dewanto
Editor : Andriy Karantiti
Copyright © ANTARA 2024