Palu (ANTARA) -
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberikan bantuan dana siap pakai senilai Rp200 juta untuk kegiatan operasional penanganan darurat bencana banjir di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.
 
"Pemerintah pusat memberikan atensi terhadap bencana banjir di daerah ini. Dana ini akan dimanfaatkan untuk kegiatan pemulihan di masa tanggap darurat," kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Parigi Moutong Moh Rivai dihubungi dari Palu, Rabu.
 
Ia menjelaskan berdasarkan Surat Keputusan Bupati Parigi Moutong nomor: 300.2.2/891/BPBD tentang status tanggap darurat bencana banjir, pemerintah setempat menetapkan sembilan desa terdampak bencana hidrometeorologi yakni Desa Tanahlanto, Desa Astina, Desa Torue, Kecamatan Torue, Desa Tindaki, Desa Nambaru, Kecamatan Parigi Selatan, Desa Singura, Desa Sibalago, Desa Sienjo, dan Desa Toribulu, Kecamatan Toribulu.
 
 
Selain itu, ada pula dukungan logistik dan peralatan penanganan pascabanjir, di antaranya tenda pengungsi dua set, tenda keluarga 50 unit, hygiene kit, perlengkapan keluarga, sembako, dan matras masing-masing 200 paket.
 
Kemudian pompa alkon lima unit, mesin generator dua unit, selimut 200 lembar, pakaian wanita dan pria masing-masing 100 pasang, lampu tower satu unit, makanan siap saji 200 kotak, perlengkapan bayi dan susu 50 paket, serta alat penjernih air atau water treatment lima unit.
 
"Pada masa tanggap darurat pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat masih menjadi prioritas," ujarnya.
 
 
Ia mengemukakan bahwa sesuai surat keputusan bupati, tanggap darurat berlangsung selama 14 hari terhitung sejak 24 Juni hingga 7 Juli 2024, yang mana hingga saat ini warga masih bertahan di tempat pengungsian karena rumah mereka rusak diterjang banjir bandang, khususnya warga Desa Sibalago dan Desa Sienjo, Kecamatan Toribulu.
 
Menurut data BPBD setempat jumlah warga terdampak banjir di Desa Sienjo sebanyak 35 Kepala Keluarga (KK) atau 135 jiwa dan warga yang mengungsi sebanyak 84 jiwa, rumah rusak 29 unit dan satu unit hilang.
 
Kemudian warga terdampak di Desa Sibalago sebanyak 466 jiwa dari 138 KK dan 92 jiwa saat ini masih bertahan di tenda pengungsian, selain itu 11 rumah rusak dan 20 unit rumah hilang.
 
 
"Satu warga meninggal dunia di Desa Sibalago. Kebutuhan mendesak saat ini air bersih dan logistik pangan," kata dia.

 

Pewarta : Mohamad Ridwan
Editor : Andilala
Copyright © ANTARA 2024