Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan tim teknis sedang mengupayakan untuk membuka kunci data Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) yang terenkripsi.

Kelompok peretas Brain Cipher diketahui telah memberikan kode untuk membuka enkripsi pada PDNS 2, tepatnya Rabu (3/7) malam sekitar pukul 22.00 WIB.

"Ini sedang dikerjakan oleh teman-teman teknis," ujar Semuel di Jakarta, Kamis.

Semuel mengatakan tim teknis telah mencoba membuka kunci menggunakan kode yang dibagikan oleh kelompok peretas pada spesimen data yang dimiliki Kementerian Kominfo.

Dari percobaan tersebut, spesimen data berhasil terbuka. Namun, dia belum bisa memastikan apakah kunci tersebut bisa digunakan pada semua data PDNS 2 yang terenkripsi.

"Saya dilaporkan kuncinya bisa dipakai di contoh spesimen yang kita dapat. Apa itu spesimen? Waktu itu kita mengambil data, waktu itu kita bisa mengambil data, nah data yang dikunci ini kita coba di situ," kata Semuel.

"Kita sudah mencoba di spesimen kita memang berhasil dibuka. Tapi kita belum tahu karena kan yang dikunci banyak," tambah dia.

PDNS 2 di Surabaya mengalami serangan siber dalam bentuk ransomware bernama Brain Chiper, varian terbaru dari Lockbit 3.0.

Serangan siber itu melumpuhkan banyak layanan publik dan yang paling terdampak ialah layanan keimigrasian pada Kamis (20/6). Secara berangsur layanan publik mulai pulih setelah serangan siber itu ditemukenali oleh pemerintah lewat berbagai kolaborasi antar lembaga terkait.

Safenet menyebut, terdapat sedikitnya 282 instansi pemerintah pengguna PDNS yang terdampak serangan siber tersebut.

Pemerintah menargetkan pemulihan atas serangan siber PDNS 2 di Surabaya rampung pada bulan ini. 

 

Pewarta : Fathur Rochman
Editor : Andriy Karantiti
Copyright © ANTARA 2024