Palu (ANTARA) -
Pemerintah Sulawesi Tengah (Sulteng) mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lahan melalui usaha intensifikasi dan ekstensifikasi untuk pengembangan usaha tani pada sub sektor tanaman dan hortikultura.
 
"Meningkatkan daya saing ekonomi di bidang pertanian tidak hanya sekedar bertani, tetapi juga perlu memanfaatkan peluang bisnisnya," kata kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sulteng Nelson Metubun di Palu, Senin.
 
Ia menjelaskan Pemprov Sulteng memiliki strategi dan kebijakan pengembangan pertanian jangkah menengah tahun 2021-2026, perencanaan itu di pandang penting untuk menuju pertanian berkelanjutan.
 
Ada pun strategi tersebut yakni percepatan pengembangan komoditas unggulan nasional dan daerah sesuai peluang pasar, karekteristik serta potensi wilayah dengan penerapan teknologi budidaya yang baik.
 
Kemudian meningkatkan nilai tambah dan daya saing komoditas tanaman pangan dan hortikultura, peningkatan produktivitas melalui pendampingan maupun bimbingan teknis penerapan teknologi sesuai spesifik lokasi.
 
"Pada tataran ini, Pemprov Sulteng bersama Kementerian Pertanian telah berkolaborasi melakukan langkah penguatan kapasitas petani lewat program pemberdayaan pedesaan dan pengembangan pertanian atau readsi," ujarnya.
 
Langkah strategis berikutnya yakni pemberdayaan petani melalui bantuan sarana produksi (saprodi) berupa benih/bibit, pupuk, alat dan mesin pertanian (alsintan) sesuai kebutuhan.
 
Berdasarkan data Dinas TPH, Sulteng memiliki kawasan pertanian pangan berkelanjutan (KP2B) seluas 492.852,29 hektare yang dimanfaatkan sebagai lahan persawahan maupun kebun oleh petani setempat pada sub sektor tanaman dan hortikultura.
 
Adapun sasaran komoditas dalam pengembangan sektor pertanian jangka menengah, meliputi tanaman pangan yakni komoditas padi, jagung, aneka kacang, aneka umbi. Lalu hortikultura meliputi cabai rawit dan merah, tomat, bawang merah, kentang, pisang, jahe, jeruk, durian, termasuk tanaman hias.
 
"Sesuai arah kebijakan pemerintah daerah (pemda) yakni mewujudkan pencapaian swasembada berkelanjutan terhadap komoditas strategis daerah untuk ketahanan pangan, bahan industri dan ekspor," tutur Nelson.
 
Ia menambahkan arah kebijakan selanjutnya yakni, memacu pengembangan kapasitas kelembagaan ekonomi petani berbasis kawasan dan pengembangan pertanian modern, ini dimaksudkan guna menarik minat kaum milenial berusaha di bidang pertanian sebagai bentuk regenerasi.
 
"Saat ini pengelolaan pertanian semakin modern, bila peluang ini tidak di manfaatkan maka petani kita akan ketinggalan. Di sini peran milenial berkontribusi terhadap pertanian nasional," kata dia.

Pewarta : Mohamad Ridwan
Editor : Andilala
Copyright © ANTARA 2024