Palu (ANTARA) -
Orang tua kerap kali mengalami berbagai tantangan dalam menjaga perkembangan anak, terutama apabila anak sedang sakit. Saat anak sakit, orang tua sering merasa khawatir dan tertekan. 
 
Hal inilah yang pernah dialami oleh Miniarti (41), warga kota palu yang berbagi pengalamannya dalam menggunakan layanan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) saat anaknya jatuh sakit pada tahun 2019.
 
“Sekitar lima tahun yang lalu, selama satu minggu, anak bungsu saya yang berusia enam tahun mengalami demam naik turun dan tidak kunjung membaik meskipun telah mendapatkan perawatan di Puskesmas Nosarara,” ujar Miniarti saat ditemui pada Selasa (6/8).
 
Awalnya, Miniarti mengira sang anak hanya demam biasa, ia sempat melakukan perawatan mandiri kepada anaknya di rumah. Namun sudah lebih dari tiga hari, demamnya tak kunjung membaik. Ia pun sempat membawa anaknya ke puskesmas, namun tidak ada perubahan. 
 
Khawatir kondisi anaknya semakin buruk, Miniarti memutuskan untuk membawanya ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Anutapura Palu. Sesampainya di rumah sakit, anaknya langsung mendapatkan pelayanan dari petugas medis di Unit Gawat Darurat (UGD) dan menjalani serangkaian pemeriksaan darah. 
 
Ia juga menyampaikan bahwa anaknya menerima perawatan yang cepat dan tepat.
 
“Setelah dilakukan tes darah, dokter menginformasikan bahwa trombosit anak saya turun drastis dan didiagnosis demam berdarah. Dokter kemudian meminta anak saya menjalani rawat inap pada hari itu juga. Memang sebenarnya saya sudah menduga bahwa anak saya terserang demam berdarah karena gejala yang dia alami pada saat itu mirip dengan gejala DBD, seperti demam tinggi, sakit kepala, dan terdapat bintik-bintik merah di lengannya,” jelasnya.
 
Selama satu minggu menjalani rawat inap di rumah sakit, ia mengaku merasa tenang karena telah menjadi peserta program JKN. Biaya perawatan bahkan obat-obatan yang diterima, seluruhnya dijamin oleh program JKN, sehingga ia bisa fokus pada pemulihan anaknya tanpa terbebani oleh masalah finansial. Menurutnya, ini adalah keberuntungan besar bagi keluarganya.
 
“Alhamdulillah saya dan keluarga sudah didaftarkan oleh Pemerintah Daerah Kota Palu menjadi peserta JKN dari beberapa tahun yang lalu, sehingga jika sewaktu-waktu kami sakit, kami tidak perlu pusing memikirkan biaya yang akan dikeluarkan ketika berobat, hanya perlu fokus dengan proses penyembuhan. Menurut saya, program ini sangat penting untuk masyarakat Indonesia, apalagi masyarakat yang pendapatannya menengah ke bawah seperti saya,” ujarnya.
 
Miniarti juga mengungkapkan bahwa layanan yang diterima anaknya selama menjalani rawat inap di rumah sakit sangatlah baik, meskipun anaknya terdaftar sebagai Penerima Bantuan Iuran (PBI), tidak ada diskriminasi pada pelayanan di fasilitas kesehatan. 
 
“Saya sering meminta bantuan dari perawat, dan mereka selalu merespon dengan cepat, bahkan di malam hari. Dokter juga rutin melakukan pemeriksaan dan memberikan informasi mengenai perkembangan kondisi anak saya. Semua biaya rawat inap sepenuhnya ditanggung oleh BPJS Kesehatan tanpa ada biaya tambahan sama sekali,” terangnya.
 
Ia sangat bersyukur menjadi warga negara Indonesia, karena melalui program pemerintah yang mendaftarkan penduduknya ke dalam program JKN, membuat banyak masyarakat yang terbantu sehingga hampir seluruh penduduk memiliki jaminan kesehatan. Hadirnya program JKN ditengah masyarakat, mampu memberikan harapan hidup bagi masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan gratis.
 
“Saya berharap program pemerintah yang memberikan BPJS Kesehatan Gratis kepada masyarakatnya, masih terus berlanjut, karena banyak masyarakat yang bergantung pada program JKN, termasuk saya. Layanan difasilitas kesehatan juga dapat terus ditingkatkan, sehingga masyarakat lebih puas memanfaatkan program JKN, yang akhirnya akan membantu meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat,” tutupnya. (tm/aq)

Pewarta : -
Editor : Mohamad Ridwan
Copyright © ANTARA 2024