Buol (ANTARA) - Dinas Pangan Sulawesi Tengah menjual berbagai pangan murah kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buol untuk dapat meningkatkan daya beli masyarakat di daerah itu guna memenuhi kebutuhan sehari-hari. 
 
Kepala Dinas Pangan Sulawesi Tengah Iskandar Nontji di Buol, Rabu, mengatakan bahwa Kabupaten Buol merupakan salah satu daerah yang terpilih untuk program pemberian bantuan tersebut.
 
"Jadi bantuan cadangan pangan berupa 35 ton beras serta kebutuhan pokok lainnya yang dijual dengan harga terjangkau tentunya," kata Iskandar. 
 
Ia mengemukakan program bantuan itu dirangkaikan dengan gerakan pangan murah di Kabupaten Buol. 
 
"Pada gerakan pangan murah itu menyediakan sejumlah komoditi yaitu beras SPHP, gula pasir, minyak goreng, bawang merah, bawang putih dan telur ayam," ucapnya. 
 
Ia menuturkan agar masyarakat di daerah itu memanfaatkan program gerakan pangan murah (GPM) untuk membeli bahan kebutuhan pokok dengan harga murah dan terjangkau.
 
"Tentunya penting sinergi antara pemerintah provinsi dan kabupaten dalam mewujudkan program-program yang bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat," sebutnya.
 
Sementara itu Sekretaris Daerah Kabupaten Buol Dadang Hanggi menjelaskan kegiatan pangan murah kerja sama dan program dari Badan Pangan Nasional dengan Dinas Pangan Sulawesi Tengah. 
 
"Gerakan pangan murah ini bertujuan untuk memastikan ketersediaan bahan pokok bagi masyarakat dengan harga yang terjangkau sehingga diharapkan dapat menjaga stabilitas harga dan menekan laju inflasi," tuturnya. 
 
Ia mengapresiasi semua pihak yang terlibat untuk menekan angka inflasi di daerah itu umumnya di Sulawesi Tengah. 
 
Adapun komoditi yang dijual pada gerakan pangan murah yaitu Beras SPHP Rp60 ribu per 5 kilogram, Gula pasir Rp13.500 per kilogram, Minyak kita premium Rp12.600 per liter, Minyak Mitra Rp13 ribu per liter, Bawang merah Rp20 ribu per kilogram, Bawang putih Rp34 ribu per kilogram dan Telur Rp46.500 per rak.
 
Diketahui saat ini pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah berhasil menekan inflasi mencapai angka 2,8 persen.

Pewarta : Moh Salam
Editor : Andilala
Copyright © ANTARA 2024