Lombok Tengah (ANTARA) - Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengungkapkan pendapatan asli daerah (PAD) dari pajak ajang MotoGP Indonesia di Sirkuit Pertamina Mandalika 2024 sebanyak Rp3 miliar.

"Pendapatan pajak MotoGP Indonesia 2024 ini Rp3 miliar, itu yang dibayarkan oleh ITDC atau penyelenggara," kata Kepala Bapenda Lombok Tengah Baiq Aluh Windayu di Lombok Tengah, Selasa.

Pendapatan pajak dari ajang MotoGP Indonesia ini memang menurun bila dibandingkan dengan ajang pendapatan pajak ajang MotoGP 2022 Rp12 miliar, pajak MotoGP 2023 Rp7 miliar.

Sebelumnya, ditarget pendapatan asli daerah dari pajak penyelenggaraan MotoGP Indonesia 2024 di Sirkuit Pertamina Mandalika mencapai Rp7 miliar, namun pendapatan dari ajang balap itu Rp3 miliar.

 

 

"Target Rp7 miliar dari penjualan tiket MotoGP. Namun, yang didapatkan Rp3 miliar," katanya.

Ia mengatakan target tersebut memang menurun bila dibandingkan dengan pajak dari MotoGP tahun sebelumnya, karena besaran pajak hiburan sesuai dengan aturan itu saat ini sebanyak 10 persen.

"Kalau dulu 30 persen, sekarang aturan terbaru berlaku 10 persen besaran pajak hiburan yang harus dibayarkan penyelenggara kepada daerah," katanya.

Sebelumnya, jumlah penonton MotoGP di Sirkuit Mandalika selama tiga hari perhelatan pada 27-29 September 2024 mencapai 120 ribu orang.

Direktur Mandalika Grand Prix Association (MGPA) Priandhi Satria mengatakan berdasarkan data loket tiket jumlah penonton yang masuk mencapai 120 ribu orang dari total 134 ribu tiket yang tercetak.

 

"Kalau berapa data masing-masing per hari kami belum pilah, tetapi angka keseluruhan ini berdasarkan hasil penonton yang men-scan barcode tiket di pintu-pintu masuk tiket menuju tribun penonton," ujarnya.

Menurut dia, jumlah penonton ini sama dengan catatan Dorna Sport, bawa ada peningkatan jumlah penonton MotoGP di 2024 ini dibanding dengan jumlah penonton MotoGP 2023 yang mencapai 102.929 orang dan tahun 2022 sebanyak 102.801 orang.

"Ada peningkatan jumlah penonton kalau melihat dari tahun 2022 dan 2023. Jadi untuk 2024 ini lebih tinggi," ujarnya.



 

Pewarta : Akhyar Rosidi
Editor : Andriy Karantiti
Copyright © ANTARA 2024