Donggala, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Donggala, Sulawesi Tengah, mencatat tingkat kemiskinan ekstrem di daerah itu pada tahun 2024 mencapai 47.680 jiwa atau setara 15,30 persen.

"Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan Maret 2024 untuk angka kemiskinan ekstrem di Donggala tertinggi kedua setelah Kabupaten Tojo Una-una," kata Penjabat Bupati Donggala Rifani Pakamundi di Banawa, Rabu.

Ia mengemukakan dibutuhkan sinergi oleh semua pihak dalam upaya pengentasan kemiskinan dan penghapusan miskin ekstrem di daerah itu.

"Upaya penghapusan kemiskinan ini utamanya miskin ekstrem tidak hanya sekadar wacana akan tetapi diperlukan tindakan nyata percepatan dan inovasi serta peran secara terintegrasi dari semua pihak termasuk masyarakat," ucapnya.

Ia menuturkan semua desa di Donggala sudah melakukan musyawarah desa (Musdes) terkait verifikasi dan validasi data penyalarasan percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem (P3KE) di 156 desa dan 9 kelurahan.

"Hasil musdes itu masih terdapat desa yang melaporkan tidak ada perubahan sama sekali dan bahkan beberapa desa yang tidak melaporkan hasil musdes tersebut ke pemerintah daerah," sebutnya.

Berdasarkan data P3KE tahun 2023, miskin ekstrem terdapat 52.428 jiwa dan setelah dilakukan verifikasi dan validasi data menjadi 48.099 jiwa atau berkurang sebanyak 4.329 jiwa atau 8,26 persen.

Rifani menjelaskan ke depan langkah penanganan dan pengentasan kemiskinan ekstrem ini menjadi lebih terarah, tersusun dan tepat sasaran di Kabupaten Donggala.

"Kepada Tim koordinasi penanggulangan kemiskinan yang merupakan dari semua perangkat daerah, untuk mampu mengidentifikasi sekaligus mendiagnosa kondisi kemiskinan dan kerentanan masyarakat," ujarnya.

Ia berharap penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Donggala dapat dilakukan secara komprehensif sehingga kemiskinan tidak hanya dilihat dari pendapatan per kapita namun melalui pendekatan yang menyeluruh dalam memandang kemiskinan baik dari sisi ekonomi, sosial budaya termasuk letak geografis.

"Jadi ke depan kebijakan penanggulangan kemiskinan tidak dilakukan secara umum akan tetapi dirancang sesuai dengan karakteristik masing-masing wilayah, tentunya dengan mengidentifikasi kantong-kantong kemiskinan itu secara tepat, maka saya optimistis dapat melakukan intervensi program penanggulangan kemiskinan secara lebih tepat, terukur dan berkesinambungan," tuturnya.


Pewarta : Moh Salam
Editor : Andilala
Copyright © ANTARA 2024