Jakarta (ANTARA) - Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Ace Hasan Syadzily mengingatkan bahwa pembangunan nasional atau pengelolaan sumber kekayaan alam yang abai terhadap prinsip keseimbangan lingkungan akan bermuara pada potensi krisis sosial dan ekonomi.

Oleh karena itu, menurut dia, berbagai program pembangunan nasional khususnya di bidang ekonomi harus mempertimbangkan keseimbangan lingkungan yang berkelanjutan.

"Ketika pengelolaan sumber kekayaan alam mengabaikan prinsip keseimbangan dan keberlanjutan, risiko ekologis akan meningkat, dan pada pada akhirnya bermuara pada potensi terjadinya krisis," kata Ace saat menyampaikan Refleksi dan Rilis Akhir Tahun 2025 dan Outlook 2026 di Gedung Lemhannas, Jakarta, Selasa.

Dia mengatakan bahwa perubahan iklim menjadi tantangan multidimensional yang akan berdampak langsung pada geografi, ekonomi, sumber daya alam, dan keamanan nasional.

Dia menyampaikan bahwa bencana banjir dan longsor di Sumatera pada akhir tahun 2025 ini menjadi pelajaran strategis bahwa pembangunan nasional harus terintegrasi dengan agenda mitigasi risiko bencana dan keberlanjutan lingkungan.

"Tahun 2026 tidak boleh hanya dipandang sebagai kelanjutan agenda pembangunan, tetapi juga sebagai fase konsolidasi nasional untuk memperkuat daya lenting bangsa menghadapi ketidakpastian," katanya.

Lemhannas kata dia, bertekad untuk semakin memperkokoh ketahanan nasional, memperkuat karakter kebangsaan serta memperluas kepemimpinan Indonesia di panggung internasional.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto memerintahkan jajarannya, khususnya pemerintah daerah untuk waspada dan menjaga alam menjadi lebih baik, termasuk memastikan tidak ada pohon yang ditebang sembarangan.

Perintah itu diberikan Presiden Prabowo di hadapan para pengungsi di Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh, Jumat (12/12). Aceh Tamiang merupakan salah satu kabupaten di Aceh yang terdampak banjir bandang dan longsor pada 25 November 2025.

"Kita sekarang harus waspada, hati-hati. Kita harus jaga lingkungan kita. Alam kita harus kita jaga. Kita tidak boleh tebang pohon sembarangan," kata Presiden Prabowo.

 


 

Pewarta : Bagus Ahmad Rizaldi
Editor : Andriy Karantiti
Copyright © ANTARA 2025