Palu (Antaranews Sulteng) - Keberadaan buaya di muara Sungai Palu dan Teluk Palu, Sulawesi Tengah, dinilai telah sampai pada taraf mengganggu ruang-ruang publik sehingga mendesak untuk dicarikan solusi untuk mengatasinya dengan memperhatikan aspek kelestarian satwa liar itu.

"Keberadaan buaya-buaya itu sudah mengganggu ruang-ruang publik, karena itu perlu segera ada solusi untuk mengatasinya dengan arif dan bijaksana," kata Sekdaprov Sulteng Moh. Hidayat Lamakarate saat memimpin rapat khusus untuk mencari solusi keberadaan buaya-buaya tersebut di Palu, Rabu.

Rapat itu dihadiri Asisten Perekonomian dan Pembangunan Bunga Elim Somba dan para pejabat Balai Konservasi Sumber Daya Alam VI Palu serta pejabat instansi terkait seperti Dinas Kehutanan dan Kelautan dan Perikanan.

Berdasarkan data BKSDA Sulteng, terdapat sekitar 26 ekor buaya dewasa yang berkeliaran di Sungai Palu sampai ke Teluk Palu, namun menurut kesaksian masyarakat, jumlah buaya diperkirakan sudah mencapai 100-an ekor.

Baca juga: Masyarakat Tatura Selatan Usulkan Jadi Kawasan Wisata Buaya

Salah satu buaya yang terus dicari keberadaannya untuk kepentingan penyelamatan adalah seekor buaya dewasa yang berkalung ban sepeda motor di lehernya.

Sampai saat ini, buaya tersebut sering muncul dipermukaan sungai atau Teluk Palu namun belum berhasil ditangkap untuk melepaskan lingkaran ban yang semakin mencekit leher binatang lias itu.

Hidayat mengemukakan tiga alternatif solusi menangani buaya di Sungai Palu yakni pertama penangkaran buaya untuk kepentingan wisata, kedua penangkaran untuk kepentingan industri yang berorientasi pelestarian satwa, dan ketiga membuat areal konservasi buaya di sekitar Teluk Palu.

"Mari kita pikirkan dan kaji bersama, solusi mana yang paling memungkinkan untuk segera dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai hal mulai dari aspek lingkungan, pelestarian satwa buaya dan kebutuhan wisata di daerah tujuan wisata Teluk Palu ini," ujarnya.

Baca juga: Penambang Pasir Waspada Buaya Di Sungai Palu

Teluk Palu adalah tempat rekreasi yang ramai dikunjungi warga setiap hari, dan terletak di muara Sungai Palu dan di sekitar lokasi ini, buaya-buaya tersebut sering muncul di permukaan.

Namun begitu, sampai saat ini belum ada laporan mengenai korban manusia yang diserang oleh satwa liar tersebut atau sebaliknya penangkapan liar satwa-satwa dilindungi itu oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
  Sekdaprov Sulteng Moh. Hidayat Lamakarate (kiri) saat memimpin rapat penanganan buaya di Teluk Palu, Rabu. (Antaranews Sulteng/Humas Pemprov)

Pewarta : Fauzi
Editor : Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2024