Palu (Antaranews Sulteng) - Sejumlah relawan di kawasan pengungsian Sport Center Kelurahan Balaroa mendapat perlakuan tidak menyenangkan.

Mereka diteror dengan air seni oleh sejumlah oknum di kawasan pengungsian terbesar di Sulawesi Tengah tersebut.

"Ini sudah yang ketiga kali saya dapat air kencing (air seni) yang disimpan dalam botol air mineral di posko kami," ujar Iin Staryo, koordinator relawan yang juga ketua posko kesehatan di kawasan pengungsian Sport Center Balaroa sambil memperlihatkan air seni itu di posko kesehatan tempatnya tinggal, Selasa.

Iin yakin bahwa teror tersebut tidak lepas dari upaya untuk mengusirnya keluar dari kawasan pengungsian itu mengingat keberadaannya di sana sangat disyukuri sejumlah pengungsi namun tidak bagi pengungsi yang lain.

"Paling supaya saya angkat kaki dari sini. Biar saja. Dia kira saya takut. Berapa kali pun saya dikasih begini saya tidak akan keluar dari sini," kata Iin yang ditemani beberapa pengungsi di posko kesehatan di kawasan pengungsian Sport Center Balaroa.

Relawan yang berasal dari Yogyakarta itu mengatakan teror berupa air seni yang dia alami Senin (28/1) seore merupakan yang kali ke tiga. Pekan sebelumnya Iin juga mengalami kejadian yang serupa sebanyak dua kali dan di tempat yang sama.

Perlakuan yang sama juga dialami relawan lainnya, Komariah. Padahal Komariah merupakan relawan yang juga pengungsi korban bencana di kawasan pengungsian Sport Center di Kelurahan Balaroa itu.

"Kalau saya sudah dua kali mengalami ini. Dua-duanya saya alami minggu lalu. Kejadiannya sama di posko kesehatan di kawasan pengungsi sini," ujarnya.

Ia mengaku tidak habis fikir dengan ulah oknum tidak bertanggung jawab tersebut.

Padahal keberadaan dan kegiatan sosial yang dia lakukan di sana semata-mata merupakan panggilan kemanusiaan dan demi melayani serta memenuhi kebutuhan pengungsi yang mayoritas korban likuefaksi di Kelurahan Balaroa.

Dibantu sejumlah pengungsi, Iin dan Komariah masih mencari tahu siapa oknum peneror mereka dan apa maksud serta tujuan teror air senin yang dialamatkan kepada mereka.


Pewarta : Muhammad Arsyandi
Editor : Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2024