PMI buka layanan kesehatan keliling bagi pengungsi di Gaza

id PMI,Layanan kesehatan keliling PMI di Gaza

PMI buka layanan kesehatan keliling bagi pengungsi di Gaza

Relawan PMI sedang memberikan layanan kesehatan kepada pengungsi Gaza yang berada di perbatasan Rafah Palestina, Minggu (11/2/2024). ANTARA/HO-PMI.

Jakarta (ANTARA) - Palang Merah Indonesia (PMI) bekerjasama dengan Lembaga Bantuan Medis di Gaza membuka layanan kesehatan keliling secara door to door dari tenda ke tenda dengan target melayani 1.000 pengungsi.

“Target layanan kesehatan keliling PMI tahap pertama ini ditargetkan untuk 1.000 pasien. Setelah target tercapai, PMI akan terus melanjutkan layanan kesehatan tersebut dan menyasar ke beberapa penampungan darurat lainnya,” kata Ketua Tim Kemanusiaan PMI untuk Gaza, Arifin Muh Hadi dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Minggu.

 

Arifin yang tengah berada di perbatasan Rafah Palestina itu mengungkapkan pihaknya sengaja memberi pelayanan kesehatan keliling secara door to door agar memudahkan pengungsi untuk mengakses layanan Kesehatan. Apalagi banyak pengungsi yang tidak dapat beranjak untuk menuju ke fasilitas layanan Kesehatan darurat.

“Layanan Kesehatan Keliling ini merupakan upaya PMI dalam mendekatkan layanan kesehatan bagi warga pengungsi yang sakit. Bagi warga yang sakit namun tidak memungkinkan beranjak ke fasilitas kesehatan darurat, mereka mendapatkan layanan door to door,” ujarnya.

Memasuki hari ke-128, serangan Israel ke Gaza, Palestina menyebabkan hancur totalnya sejumlah infrastruktur di wilayah Gaza, termasuk di dalamnya sejumlah rumah sakit yang tidak luput dari sasaran serangan dan pengeboman pihak tentara pendudukan.

UNRWA dalam laporan resminya menyampaikan bahwa akibat serbuan Israel fungsi dan akses pelayanan kesehatan sangat terganggu akibat terbatasnya akses listrik dan air. Kini hanya empat dari 22 pusat layanan kesehatan UNRWA beroperasi.

Hal itu menimbulkan bencana kesehatan yang luar biasa. Terlebih saat ini cuaca dingin dan buruknya sistem sanitasi membuat banyak pengungsi yang jatuh saki. Sehingga, layanan kesehatan bagi warga Gaza di pengungsian menjadi kebutuhan primer.
 

Lebih lanjut Arifin menilai upaya yang dilakukan PMI melalui layanan kesehatan keliling sangat efektif mengingat terbatasnya fasilitas kesehatan di Gaza tidak sebanding dengan membludaknya jumlah pasien.

“Pendekatan layanan kesehatan keliling ini sangat efektif mengingat jumlah rumah sakit yang beroperasi semakin berkurang, sementara itu kapasitas tampung pasien di rumah sakit yang ada juga sangat terbatas,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Penanggulangan Bencana PMI Pusat, Ridwan Sobri Carman menyatakan, dalam memberikan layanan kesehatan, relawan PMI dibagi ke dalam 2 tim yang terdiri dari 1 dokter dan 2 perawat. Tim tersebut beroperasi di Rafah dan Khan Younis.

“Tim Medis mitra PMI di Wilayah Gaza yang kami mobilisasi terdiri dari 2 tim, masing masing tim didukung oleh satu dokter dan dua perawat. Kedua tim medis ini terus menyasar beberapa penampungan pengungsi di Rafah, Gaza maupun Younis”, jelas Ridwan.

Adapun bantuan medis door to door PMI sejalan dengan harapan WHO yang menekankan perlunya peningkatan cakupan imunisasi rutin serta penyediaan obat penyakit tidak menular, psikotropika, dan anestesi untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat dan mencegah penyebaran penyakit menular.