Polda Sulteng tingkatkan kemampuan calon dai di Tojo Una-Una
Tojo Una-una, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Satuan Tugas (Satgas) Operasi Madago Raya Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tengah (Sulteng) meningkatkan kemampuan calon dai antar-pondok pesantren (ponpes) dan madrasah se-Kabupaten Tojo Una-una.
Kasatgas II Preemtif Operasi Madago Raya Polda Sulteng AKBP Moh Taufik di Tojo Una-Una, Senin, mengatakan kegiatan ini bertujuan menjadikan para peserta dai sebagai ujung tombak dalam menyiarkan syiar Islam.
"Giat ini untuk mewujudkan para pendakwah sebagai ujung tombak dalam mewujudkan syiar Islam yang rahmatan lil alamin," katanya.
Ia mengatakan para dai dan daiyah memiliki peran penting dalam menyampaikan pesan-pesan Islam yang damai dan toleran kepada masyarakat. Melalui kegiatan ini pihaknya ingin meningkatkan kemampuan mereka dalam menyampaikan dakwah yang efektif dan berdampak positif bagi masyarakat.
Selain itu kegiatan tersebut juga bertujuan mendukung kegiatan Satgas II Preemtif Operasi Madago Raya dalam menangkal faham radikal dan intoleransi di wilayah Sulteng.
Kegiatan ini diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai pondok pesantren, madrasah, dan sekolah di Kabupaten Tojo Una-Una. Para peserta dibekali dengan berbagai materi tentang Islam, bahaya radikalisme dan intoleransi, serta tips dan trik dalam berdakwah.
Karena itu AKBP Moh Taufik berpesan kepada peserta agar dapat mengikuti kegiatan dengan semangat dan mengeluarkan kemampuan terbaik untuk menjadi yang terbaik.
"Saya harap para peserta dapat mengikuti kegiatan ini dengan semangat dan antusiasme yang tinggi. Gunakan kesempatan ini untuk belajar dan meningkatkan kemampuan kalian dalam berdakwah, sehingga kalian dapat menjadi dai dan daiyah yang handal dan mampu menyebarkan nilai-nilai Islam," katanya.
Menurut dia, radikalisme dan intoleransi merupakan ancaman bagi persatuan dan kesatuan bangsa, sehingga sinergi dan kolaborasi sangat penting dalam menjaga keamanan dan ketertiban di Sulteng.
Ia mengajak seluruh peserta untuk bersatu melawan radikalisme dan intoleransi yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
"Kami berharap kegiatan ini dapat menjadi ajang silaturahmi untuk mempererat rasa kebersamaan dan nasionalisme serta menjadi langkah positif dalam memerangi radikalisme dan intoleransi," ujarnya.