Ia mengatakan analisis teknik geologi sangat penting untuk perencanaan pembangunan Sulteng yang berkelanjutan dan adaptif terhadap berbagai tantangan geologi.
Menurut dia, Provinsi Sulawesi Tengah adalah sebuah laboratorium alam dengan pesona lingkungan geologi yang menarik untuk dikembangkan.
Hal ini, kata dia, selain memiliki potensi kekayaan geologi berupa bahan-bahan tambang yang berlimpah, Sulawesi Tengah juga menyimpan potensi bencana dari dalam perut bumi, atau memiliki sesar yang menyimpan potensi gempa bumi, salah satunya Sesar Palu Koro.
"Apalagi belum sirna dalam mengingat dahsyatnya bencana gempa bumi, tsunami dan likuifaksi yang meluluhlantakkan wilayah Palu, Donggala, Sigi dan Parigi Moutong (Padagimo) tahun 2018," ujarnya.
"Apalagi belum sirna dalam mengingat dahsyatnya bencana gempa bumi, tsunami dan likuifaksi yang meluluhlantakkan wilayah Palu, Donggala, Sigi dan Parigi Moutong (Padagimo) tahun 2018," ujarnya.
Ia mengatakan pengalaman ini menjadi pembelajaran berharga untuk mempersiapkan langkah-langkah mitigasi, dengan cara mengintegrasikan ilmu geologi teknik dalam penyusunan rencana pembangunan daerah yang tangguh bencana.
Oleh karena itu, dia berharap melalui forum ini dapat menghasilkan gagasan-gagasan yang rekomendatif bagi pemerintah untuk membangun infrastruktur yang kokoh, berkelanjutan dan tahan bencana.
Sementara itu, forum MGTI memiliki sejumlah agenda, yakni seminar, lokakarya, kunjungan lapangan dan lomba poster bertema geologi.