Warga Lore Tengah tampilkan kerajinan khas di Festival Tampo Lore III

id Masyarakat Kecamatan Lore Tengah ,Kerajinan khas lembah behoa,Sulteng ,Festival Tampo Lore ,Poso

Warga Lore Tengah tampilkan kerajinan khas di Festival Tampo Lore III

Stan Desa Katu, Kecamatan Lore Tengah yang menampilkan berbagai jenis kerajinan tangan khas masyarakat setempat pada Festival Tampo Lore, di Poso, Sulteng, Sabtu (29/6/2024). ANTARA/Nur Amalia Amir

Poso, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Masyarakat Kecamatan Lore Tengah menampilkan kerajinan tangan khas Lembah Behoa pada Festival Tampo Lore III, di Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng).
 
Salah satu perajin asal Desa Katu, Kecamatan Lore Tengah, Iyohanna (74), di Poso, Sabtu, mengatakan Festival Tampo Lore membantu masyarakat di kawasan Tampo Lore untuk mempromosikan kerajinan tangan khas masyarakat setempat.
 
"Ada beberapa jenis kerajinan yang ditampilkan, seperti tikar, tas, dan keranjang," katanya.
 
Ia menjelaskan kerajinan tangan tersebut terbuat dari rumput tiu, merupakan jenis rumput yang banyak ditemui di Kawasan Tampo Lore atau di Lembah Behoa dan Lembah Bada.
 
Dia mengatakan telah membuat kerajinan tangan sejak masih di bangku sekolah dasar yang diajarkan turun temurun oleh orangtua dan keluarganya, dan telah menjadi mata pencahariannya.
 
Proses pembuatan kerajinan tangan itu membutuhkan waktu satu minggu hingga dua minggu. Adapun harga kerajinan dijual dengan harga mulai Rp50 ribu sampai Rp400 ribu.
 
"Untuk kesulitannya sendiri karena ada bahannya yang sulit didapatkan, seperti pewarna karena akses yang masih cukup sulit untuk dijangkau di wilayah ini," ujarnya.
 
Ia berharap melalui kegiatan ini, dapat semakin mempromosikan kerajinan tangan khas masyarakat Tampo Lore, dan melestarikan warisan budaya situs megalit serta menjaga adat istiadat masyarakat setempat.
 
Pada kesempatan itu, juga ditampilkan kerajinan kain kulit kayu yang merupakan kerajinan khas masyarakat Tampo Lore.
 
Salah satu perajin kerajinan kain kulit kayu asal Desa Hanggira, Timumu (78) mengatakan telah menjadi perajin kulit kayu selama puluhan tahun yang juga merupakan warisan turun temurun.
 
"Saya sudah membuat kain kulit kayu sejak kecil yang diajarkan oleh orangtua. Saat ini, saya juga mengajarkan kedua cucu untuk belajar membuat kain kulit kayu," ujarnya pula.

Festival Tampo Lore III dilaksanakan di Desa Hanggira, Kecamatan Lore Tengah, Kabupaten Poso yang diselenggarakan selama tiga hari, mulai dari 28-30 Juni 2024.
Salah satu perajin sedang membuat kerajinan tangan khas masyarakat Lembah Behoa pada Festival Tampo Lore, di Poso, Sulteng, Sabtu (29/6/2024). ANTARA/Nur Amalia Amir
 
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sulteng Diah Agustiningsih mengatakan Festival Tampo Lore bukan hanya sebagai ajang perayaan semata, tapi juga memiliki potensi untuk mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan di daerah ini.
 
Melalui festival ini, kata dia, dapat meningkatkan pariwisata dan mempromosikan produk-produk lokal, dan menciptakan peluang ekonomi yang lebih baik bagi masyarakat.
 
"Melalui kesempatan ini dapat memperkuat potensi objek dan daya tarik wisata yang sangat unik, serta memperkuat rasa memiliki dan tanggung jawab dalam pelestarian alam dan budaya," ujarnya.