SBY : Indonesia Bisa Tentukan Isi MDGs

Minggu, 3 Februari 2013 6:47 WIB

Abuja, (antarasulteng.com) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengungkapkan pemilihan dirinya sebagai Ketua Panel Tinggi oleh Sekjen PBB Ban Ki Moon adalah karena kapasitas pribadinya dan bukan hanya karena jabatannya sebagai kepala pemerintahan Indonesia.

"Dalam kaitan dengan MDGs dulu Indonesia hanya sebagai penerima, sekarang Indonesia bisa menentukan isinya karena saya menjadi ketua Panel Tinggi PBB untuk merumuskan program pengganti MDGs itu," katanya di Monrovia sebelum bertolak ke Abuja, Nigeria, Sabtu.

Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) akan berakhir pada 2015. Sekjen PBB Ban Ki Moon telah memilih Panel Tinggi PBB untuk merumuskan program penggantinya. Panel diketuai bersama oleh Presiden Yudhoyono, Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf dan Perdana Menteri Inggris David Cameron. Panel beranggotakan 27 tokoh dari berbagai kalangan profesi.

Panel ini ditunjuk Sekjen PBB karena orangnya, bukan jabatannya. Karena itu ada presiden aktif dan mantan presiden, Perdana Menteri (PM) dan mantan PM, aktivis sosial masyarakat dan bahkan wartawan.

"Dilihat dari latar belakang anggota panel, isu yang diangkat sangat beragam, tapi itu justru kekayaan dari panel ini. Diskusinya sangat hidup dan dinamis," kata SBY menceritakan hasil pertemuannya di Monrovia.

Setelah pertemuan final Bali bulan Maret nanti, Panel bekerja merumuskan laporan untuk diserahkan ke Sekjen PBB bulan Mei 2013. Lalu sekitar 180 negara akan menanggapi. Baru kemudian ditetapkan program pengganti MDGs.

"Mungkin namanya Program Pembangunan Berkelanjutan (sustainable development programs), katanya.

SBY menyampaikan bahwa sejak panel dibentuk tahun 2012, Ia kerap bertukar pikiran dengan pemimpin dunia. "Mereka bilang tolong kita sudah punya MDGs. Kami sudah berusaha mencapai MDGs, lalu MDGs hilang. Ada program baru yang membingungkan," ungkapnya.

Terhadap pemikiran itu, Presiden menyampaikan tiga pilihan. Pertama, delapan tujuan di MDGs masih berlaku, tapi ditajamkan dan dimodifikasi. Semua negara yang menjalankan MDGs jadinya tak perlu bingung.

Kedua, dipertahankan yang delapan tujuan, tapi tambah satu, dua, atau tiga tujuan lain.

"Bisa saja delapan tujuan tak diubah, lalu tambah satu atau dua lagi. Jadi 10 MDGs. Itu opsi bagus," katanya.

Ketiga, program MDGs dibongkar habis. "Saya kurang setuju. Jadi opsi 1 dan 2 nanti di Bali yang diputuskan," demikian Presiden SBY. (A017/SKD)

Pewarta :
Editor : Santoso
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Indonesia Desak Pembebasan Tahanan Palastina Di Israel

11 November 2012 17:38 Wib, 2012

Korban Banjir Bandang Di Parigi Moutong Dimakamkan

27 August 2012 16:56 Wib, 2012

Bandara Mutiara Dipadati Pemudik

17 August 2012 9:58 Wib, 2012

Harga Beras Di Palolo Naik

06 August 2012 12:53 Wib, 2012
Terpopuler

Kasatgas Humas Damai Cartenz imbau personel bijak mengunakan medsos

Polhukam - 17 May 2024 14:45 Wib

Lapas Palu terima kunjungan Dinas Koperasi UMKM dan Tenaga Kerja

Polhukam - 14 May 2024 13:13 Wib

Dinas Pertanian Kudus intensifkan pantauan hewan ternak jelang kurban

Ekonomi Dan Keuangan - 17 May 2024 14:46 Wib

Jaga kualitas makanan, Kalapas Palu tinjau dapur Lapas

Humaniora - 14 May 2024 13:17 Wib

Pakar: Kemurnian suara pemilih dan hak caleg harus dijaga

Polhukam - 17 May 2024 14:47 Wib