Belitung (ANTARA) - BPJS Ketenagakerjaan tidak mungkin membantu BPJS Kesehatan dari segi pembiayaan atau menutup defisitnya karena bertentangan dengan peraturan perundangan, kata Dirut BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto.
Usai pembukaan BPJS Ketenagakerjaan Belitung Geopark International Stand Up Paddle dan Kayak Marathon 2019 di Pantai Kelayang, Belitung, Jumat (2/8), ia mengatakan bahwa subsidi pembiayaan antarprogram saja tidak memungkinkan, apalagi antarbadan BPJS.
"Antarprogram saja, di mana sesama badan, tidak dimungkinkan," katanya.
Dia mencontohkan dana Jaminan Kematian tidak mungkin digunakan untuk pembiayaan Jaminan Kecelakaan Kerja atau Jaminan Hari Tua yang sama-sama dikelola oleh BPJS Ketenagakerjaan.
Terlebih lagi, program jaminan sosial yang dikelola oleh badan yang berbeda. BPJS Kesehatan mengalami defisit Rp28 triliun.
Ketika ditanya bagaimana dengan praktik di luar negeri, Agus mengatakan di luar negeri masing-masing program dikelola oleh sebuah lembaga, badan atau perusahaan.
Misalnya, Badan Jaminan Pensiun mengelola program Jaminan Pensiun atau Badan Jaminan Kematian hanya mengelola Jaminan Kematian
Di sisi lain, Agus menyatakan terbuka kerja sama antara BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan, misalnya pemasaran bersama, penggunaan kantor bersama, atau kampanye pentingnya jaminan sosial bagi masyarakat umum dan pekerja.
Dia juga menyatakan keduanya sudah menjalin kerja sama melalui nota kesepahaman, tetapi bukan dalam hal pembiayaan atau bantuan dana.
Menyinggung BPJS Ketenagakerjaan Belitung Geopark Intational Stand Up Paddle dan Kayak Marathon 2019 di Pantai Kelayang, Belitung, Agus mengatakan kehadiran BPJS Ketenagakerjaan sebagai "title sponsorship" pada kejuaraan tersebut sejalan dengan salah satu misi dari institusi dalam mendukung pembangunan dan kemandirian perekonomian nasional.
"Dalam menjalankan amanah sebagai badan penyelenggara jaminan sosial ketenagakerjaan, kami memiliki misi yang salah satunya adalah mendukung pembangunan dan kemandirian perekonomian nasional," ujar dia.
Salah satu wujud nyatanya adalah melalui kegiatan Belitung Geopark International Stand Up Paddle dan Kayak Marathon 2019 itu, yang diharapkan mendukung perkembangan pariwisata melalui wisata olahraga sekaligus mengenalkan keindahan alam dan pantai di Belitung sebagai salah satu destinasi wisata yang harus dikunjungi.
"Tentu kejuaraan internasional ini juga akan meningkatkan pendapatan masyarakat melalui 'sport tourism', menyerap tenaga kerja, dan menggerakkan ekonomi sekitar,” ujar Agus.
Baca juga: RS swasta Palu keluhkan keterlambatan pembayaran klaim BPJS Kesehatan
Baca juga: 64 persen peserta BPJS Kesehatan di Palu tidak disiplin bayar iuran.
Usai pembukaan BPJS Ketenagakerjaan Belitung Geopark International Stand Up Paddle dan Kayak Marathon 2019 di Pantai Kelayang, Belitung, Jumat (2/8), ia mengatakan bahwa subsidi pembiayaan antarprogram saja tidak memungkinkan, apalagi antarbadan BPJS.
"Antarprogram saja, di mana sesama badan, tidak dimungkinkan," katanya.
Dia mencontohkan dana Jaminan Kematian tidak mungkin digunakan untuk pembiayaan Jaminan Kecelakaan Kerja atau Jaminan Hari Tua yang sama-sama dikelola oleh BPJS Ketenagakerjaan.
Terlebih lagi, program jaminan sosial yang dikelola oleh badan yang berbeda. BPJS Kesehatan mengalami defisit Rp28 triliun.
Ketika ditanya bagaimana dengan praktik di luar negeri, Agus mengatakan di luar negeri masing-masing program dikelola oleh sebuah lembaga, badan atau perusahaan.
Misalnya, Badan Jaminan Pensiun mengelola program Jaminan Pensiun atau Badan Jaminan Kematian hanya mengelola Jaminan Kematian
Di sisi lain, Agus menyatakan terbuka kerja sama antara BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan, misalnya pemasaran bersama, penggunaan kantor bersama, atau kampanye pentingnya jaminan sosial bagi masyarakat umum dan pekerja.
Dia juga menyatakan keduanya sudah menjalin kerja sama melalui nota kesepahaman, tetapi bukan dalam hal pembiayaan atau bantuan dana.
Menyinggung BPJS Ketenagakerjaan Belitung Geopark Intational Stand Up Paddle dan Kayak Marathon 2019 di Pantai Kelayang, Belitung, Agus mengatakan kehadiran BPJS Ketenagakerjaan sebagai "title sponsorship" pada kejuaraan tersebut sejalan dengan salah satu misi dari institusi dalam mendukung pembangunan dan kemandirian perekonomian nasional.
"Dalam menjalankan amanah sebagai badan penyelenggara jaminan sosial ketenagakerjaan, kami memiliki misi yang salah satunya adalah mendukung pembangunan dan kemandirian perekonomian nasional," ujar dia.
Salah satu wujud nyatanya adalah melalui kegiatan Belitung Geopark International Stand Up Paddle dan Kayak Marathon 2019 itu, yang diharapkan mendukung perkembangan pariwisata melalui wisata olahraga sekaligus mengenalkan keindahan alam dan pantai di Belitung sebagai salah satu destinasi wisata yang harus dikunjungi.
"Tentu kejuaraan internasional ini juga akan meningkatkan pendapatan masyarakat melalui 'sport tourism', menyerap tenaga kerja, dan menggerakkan ekonomi sekitar,” ujar Agus.
Baca juga: RS swasta Palu keluhkan keterlambatan pembayaran klaim BPJS Kesehatan
Baca juga: 64 persen peserta BPJS Kesehatan di Palu tidak disiplin bayar iuran.