Palu (ANTARA) - Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Dolago Tanggunung bekerjasama dengan industri rotan untuk memasarkan dan menyerap hasil hutan bukan kayu (HHBK), Sulawesi Tengah, di Palu, Kamis.
Kerjasama tersebut terbangun dalam kegiatan Pertemuan Komite Konsultatif Provinsi Sulteng, di Palu, sebagai bentuk upaya membuka akses pasar yang berujung pada peningkatan kesejahteraan kelompok tani hutan.
"Hari ini kami dari KPH Dolago Tanggunung mengandeng mitra yang bergerak dalam industri rotan, untuk dapat menyerap produk rotan dari kelompok tani hutan binaan dan juga mengajak salah satu mitra ROA e-store yang merupakan market place, yang memang konsern membantu memasarkan produk-produk lokal komunitas sebagai upaya untuk menyambung rantai pasar dari produk yang dihasilkan oleh kelompok binaan KPH Dolago Tanggunung," ucap Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Dolago Tanggunung Ceceng Suhana.
Kata Ceceng, dengan adanya kerjasama yang dibangun dalam sebuah kesepakatan maka masing-masing pihak siap mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor ekonomi berbasis masyarakat.
Khususnya untuk komoditi HHBK berupa aren dan produk turunannya yang bersumber dari kerjasama pemanfaatan hutan dan kemitraan kehutanan di wilayah KPH Dolago Tanggunung.
"Selain dengan mitra swasta kami juga melakukan penandatanganan kerjasama dalam bentuk kemitraan kehutanan dengan dua kelompok tani hutan dari KTH Salubay Indah kerjasama berupa komoditi Pala dan Nilam dalam kawasan HPT seluas 80 hektare, KTH Toata Mandiri dengan komoditi durian dan jahe merah di kawasan HPT seluas 131 hektare,” kata Ceceng.
Terkait hal itu, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Tengah Nahardi turut menandantangani nota kesepahaman antara kelompok tani hutan dengan KPH Dolago Tanggunung dan mitra swasta yang disaksikan oleh peserta pertemuan komite konsultatif Forest Investment Programme II.
Nahardi menyampaikan kerjasama-kerjasama yang telah dilakukan merupakan langkah maju yang telah ditempuh oleh KPH Dolago Tanggunung dalam mendukung produk-produk hasil hutan bukan kayu.
Baca juga: Industri rotan Kota Palu harapkan perhatian Kementerian Perindustrian
Baca juga: Pirnas latih desainer rotan dari tiga negara
Baca juga: Pemkot Palu Diminta Kembangkan Pasar Rotan
Hal itu diharapkan dapat diserap dan dipasarkan sehingga memberikan dampak dari hasil pemberdayaan ekonomi bagi kelompok tani hutan yang selama ini telah menjadi binaan dan bekerjasama dalam tata kelola kehutanan.
"KPH terbuka untuk bekerjasama dengan pihak lain dalam rangka tata kelola kehutanan yang memberikan dampak terhadap pengelolaan dan pemanfaatan hutan secara berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat," sebut Nahardi.
Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Dolago Tanggunung bekerjasama dengan industri rotan untuk memasarkan dan menyerap hasil hutan bukan kayu (HHBK), Sulawesi Tengah, di Palu, Kamis. Kerjasama tersebut terbangun dalam kegiatan Pertemuan Komite Konsultatif Provinsi Sulteng, di Palu, ebagai bentuk upaya membuka akses pasar yang berujung pada peningkatan kesejahteraan kelompok tani hutan. (ANTARA/Muhammad Hajiji)
Kerjasama tersebut terbangun dalam kegiatan Pertemuan Komite Konsultatif Provinsi Sulteng, di Palu, sebagai bentuk upaya membuka akses pasar yang berujung pada peningkatan kesejahteraan kelompok tani hutan.
"Hari ini kami dari KPH Dolago Tanggunung mengandeng mitra yang bergerak dalam industri rotan, untuk dapat menyerap produk rotan dari kelompok tani hutan binaan dan juga mengajak salah satu mitra ROA e-store yang merupakan market place, yang memang konsern membantu memasarkan produk-produk lokal komunitas sebagai upaya untuk menyambung rantai pasar dari produk yang dihasilkan oleh kelompok binaan KPH Dolago Tanggunung," ucap Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Dolago Tanggunung Ceceng Suhana.
Kata Ceceng, dengan adanya kerjasama yang dibangun dalam sebuah kesepakatan maka masing-masing pihak siap mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor ekonomi berbasis masyarakat.
Khususnya untuk komoditi HHBK berupa aren dan produk turunannya yang bersumber dari kerjasama pemanfaatan hutan dan kemitraan kehutanan di wilayah KPH Dolago Tanggunung.
"Selain dengan mitra swasta kami juga melakukan penandatanganan kerjasama dalam bentuk kemitraan kehutanan dengan dua kelompok tani hutan dari KTH Salubay Indah kerjasama berupa komoditi Pala dan Nilam dalam kawasan HPT seluas 80 hektare, KTH Toata Mandiri dengan komoditi durian dan jahe merah di kawasan HPT seluas 131 hektare,” kata Ceceng.
Terkait hal itu, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Tengah Nahardi turut menandantangani nota kesepahaman antara kelompok tani hutan dengan KPH Dolago Tanggunung dan mitra swasta yang disaksikan oleh peserta pertemuan komite konsultatif Forest Investment Programme II.
Nahardi menyampaikan kerjasama-kerjasama yang telah dilakukan merupakan langkah maju yang telah ditempuh oleh KPH Dolago Tanggunung dalam mendukung produk-produk hasil hutan bukan kayu.
Baca juga: Industri rotan Kota Palu harapkan perhatian Kementerian Perindustrian
Baca juga: Pirnas latih desainer rotan dari tiga negara
Baca juga: Pemkot Palu Diminta Kembangkan Pasar Rotan
Hal itu diharapkan dapat diserap dan dipasarkan sehingga memberikan dampak dari hasil pemberdayaan ekonomi bagi kelompok tani hutan yang selama ini telah menjadi binaan dan bekerjasama dalam tata kelola kehutanan.
"KPH terbuka untuk bekerjasama dengan pihak lain dalam rangka tata kelola kehutanan yang memberikan dampak terhadap pengelolaan dan pemanfaatan hutan secara berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat," sebut Nahardi.