Palu (ANTARA) - Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola menyatakan konstruksi bangunan di Sulteng terutama di Kota Palu ke depan diupayakan harus tahan terhadap guncangan gempa.

"Intensitas kegempaan di Sulawesi Tengah khususnya di Kota Palu sangat tinggi karena dilalui sesar aktif Palu Koro sehingga gempa, baik yang bermagnitudo kecil maupun besar sangat lazim terjadi sepanjang tahun," katanya yang diwakili Asisten Administrasi, Ekonomi dan Pembangunan Bunga Elim Somba dalam Workshop Peta Sumber dan Potensi Gempa di salah satu hotel di Kota Palu, Senin.

Ia merujuk pada bencana gempa bermagnitudo 7,4 di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala yang mengakibatkan banyak bangunan baik rumah, perkantoran hingga rumah toko (ruko) rusak parah bahkan rata dengan tanah.

Olehnya dalam menyiapkan bangunan tahan gempa, lanjutnya, perlu dipastikan bahwa bangunan tersebut layak secara sanitasi, memiliki estetika, menggunakan bahan baku yang aman, tidak mencemari lingkungan dan berlabel Standar Nasional Indonesia (SNI).

"Beberapa upaya yang mesti dilakukan untuk meminimalisir fatalitas gempa dengan mempersiapkan arsitektur bangunan tahan gempa yang kokoh secara konstruksi, nyaman dihuni, sanitasinya lengkap dan memiliki nilai estetika,"ujarnya.

Ia berharap dan mengimbau seluruh peserta dari sejumlah universitas, pemerintah kota, kabupaten Provinsi Sulteng, praktisi dan asosiasi terkait bidang bangunan gedung tahan gempa agar ikut mensosialisasikan dan meluruskan ke tengah-tengah masyarakat mengenai pentingnya membangun bangunan tahan gempa.

"Jangan sampai ada aspek yang sengaja dikurangi atau diabaikan karena saya tegaskan, bukan gempanya yang kita takuti tapi jangan sampai konstruksi bangunanya tidak tahan terhadap gempa dan runtuh sehingga memakan korban jiwa," ucapnya.

 

Pewarta : Muhammad Arshandi
Editor : Adha Nadjemudin
Copyright © ANTARA 2024