London (ANTARA) - Inggris, Kamis, mendesak China untuk membuka dialog dengan kalangan pemrotes Hong Hong serta menghormati komitmen yang dibuatnya 35 tahun lalu melalui Deklarasi Bersama China-Inggris.

Deklarasi itu ditandatangani pada 19 Desember, 1984, memuat janji bahwa otonomi tingkat tinggi bagi Hong Kong tidak akan diubah selama 50 tahun setelah wilayah bekas jajahan Inggris itu diserahkan kembali kepada China pada 1997.

Kekhawatiran banyak kalangan, bahwa China kemungkinan mulai melakukan tekanan, telah memunculkan rangkaian protes di teritori itu selama berbulan-bulan, yang kerap diwarnai kekerasan.

"Hong Kong sedang mengalami periode kekacauan terbesar sejak penyerahan itu," kata Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab dalam pernyataan.

"Perjanjian antara Britania Raya dan China telah menjelaskan bahwa otonomi tingkat tinggi Hong Kong, juga hak-hak dan kebebasannya tidak akan berubah selama 50 tahun," ujarnya.

"Pelaksanaan oleh China, termasuk hak kebebasan menyatakan pendapat, peradilan independen dan aturan hukum adalah aspek-aspek penting bagi kesejahteraan dan cara hidup Hong Kong."

Raab mengatakan Inggris memegang komitmen-komitmen tersebut dengan sangat serius.

Ia menambahkan, "Satu-satunya cari untuk menjamin kesuksesan dan stabilitas masa depan Hong Kong adalah dengan menghormati aspek-aspek ini dan menangani kekhawatiran masyarakat Hong Kong melalui dialog politik yang berarti."

Baca juga: Massa Hong Kong ricuh jelang kemungkinan pertemuan Xi - Lam
Baca juga: Unjuk rasa anti-pemerintah terbesar berlangsung di Hong Kong
Baca juga: Polisi Hong Kong bubarkan unjuk rasa dengan tembakkan gas air mata
Baca juga: China dirikan pusat komando krisis Hong Kong di daratan

Sumber: Reuters

Pewarta : Tia Mutiasari
Uploader : Sukardi
Copyright © ANTARA 2024