Beijing, China (ANTARA) - Metode perawatan kanguru menjadi salah satu langkah yang dianjurkan untuk menangani bayi yang lahir dengan kondisi prematur di China, karena disebut memiliki berbagai manfaat tak hanya bagi bayi namun juga ibunya.
Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh perawat Peking University First Hospital Jun Liu, dalam paparannya yang diberikan dalam kegiatan seminar antar-ahli kedokteran anak Indonesia dan China, bertajuk "Healthcare Scientific Meeting: Caring For The First 1.000 Days of Life" yang digelar di Beijing, China pada Selasa (14/5).
Jun Liu menjelaskan bahwa skin-to-skin contact atau kontak langsung antara bayi dan sang Ibu dalam metode tersebut dapat membawa manfaat bagi keduanya, bahkan menyelamatkan bayi yang lahir secara prematur maupun dalam keadaan sakit.
“KMC (Kangaroo Mother Care) memberikan manfaat stimulasi saraf sensori dan persepsi bermanfaat yang terasa tak asing bagi bayi di dalam rahim, termasuk simulasi pendengaran, penciuman, sentuhan, dan proprioseptif,” kata Jun Liu.
Selain itu, dia juga menyebut bahwa metode itu dapat memberikan kehangatan langsung dari tubuh ibunya, sembari mendengarkan detak jantung dan merasakan ritme pernafasan sang Ibu.
“Berbagai manfaat itu tak bisa didapatkan melalui teknologi, bahkan dari inkubator atau unit perawatan intensif neonatal (NICU) sekalipun,” tambahnya.
Padahal, ia menilai stimulasi dari kontak langsung itu penting untuk pertumbuhan yang sehat pada masa depan si bayi.
Metode perawatan kanguru juga dinilai dapat lebih melibatkan para ibu secara lebih aktif dalam perawatan bayi yang baru lahir. Hal ini pun membawa manfaat seperti menurunkan risiko depresi pasca-melahirkan.
Sebelumnya, pada akhir tahun 2023, Kementerian Kesehatan RI menyarankan penerapan metode rawat kanguru untuk menangani bayi yang lahir dengan kondisi prematur atau dengan berat badan lahir rendah.
Metode tersebut juga menjadi langkah yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk perawatan bayi prematur.