Anak Perlu Diarahkan Gemar Membaca Sejak Dini

id anak, gemar, baca

Anak Perlu Diarahkan Gemar Membaca Sejak Dini

Ilustrasi Sejumlah murid SD yang menunggu jemputan, memanfaatkan waktu dengan membaca buku di Perpustakaan dan Pendidikan non formal Cinta Baca kota Baubau, Kab Baubau. Senin (26/9). (ANTARA/Zabur Karuru)

Anak harus dikenalkan dengan bacaan sejak kecil, juga membiasakan diri mengajak anak mengunjungi toko buku dan perpustakaan

Jakarta (antarasulteng.com) - Pegiat dan penggerak sosial, Aliya Rajasa Edhie Baskoro, mengatakan anak-anak perlu diarahkan agar gemar membaca sejak dini dengan memberikan buku bacaan yang menarik dan sesuai dengan usianya.

"Anak harus dikenalkan dengan bacaan sejak kecil, juga membiasakan diri mengajak anak mengunjungi toko buku dan perpustakaan," kata Aliya Rajasa usai menjadi pembicara dalam Seminar Nasional "Pembudayaan Kegemaran Membaca 2013" di Jakarta, Selasa.

Untuk itu, kata dia, melalui Rumah Pintar yang dibentuk Yayasan Tunggadewi dan Satoe Indonesia, pihaknya berupaya mengembangkan minat baca masyarakat khususnya generasi muda.

"Rumah Pintar terbentuk dalam pendidikan lintas masyarakat untuk segala usia mulai dari anak usia dini hingga dewasa," katanya.

Dia menambahkan budaya membaca harus dijadikan sebagai bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia. Budaya membaca yang akan berdampak pada gemar membaca ini bisa dijadikan upaya menekan angka buta huruf.

Menurutnya, pendekatan tematik dipercaya dapat menjadi solusi jitu dalam pengentasan buta aksara karena lebih menarik perhatian dan minat baca.

"Dengan cara seperti ini, tidak akan terjadi lagi buku-buku menumpuk dan berdebu karena tak dibaca," katanya.

Karenanya, tambah dia, peran serta masyarakat sebagai anggota Rumah Pintar akan menciptakan masyarakat yang memiliki pengetahuan.

Sementara itu, UNESCO pada 2012 mencatat indeks minat membaca Indonesia baru mencapai 0,001. Artinya, dalam setiap 1000 orang Indonesia, hanya ada satu orang yang punya minat baca.

Sementara UNDP merilis angka melek huruf orang dewasa Indonesia hanya 65,5 persen, sedangkan Malaysia sudah mencapai 86,4 persen.(skd)