Khartoum (antarasulteng.com) - Seorang diplomat Rusia dan istrinya ditikam di ibu kota Sudan pada Selasa oleh seorang pria yang marah atas kematian saudaranya di Republik Afrika Tengah yang dilanda kekacauan.
Penyerang tersebut mengira konsul jenderal dan istrinya tersebut berasal dari satu negara yang telah mengirim tentara ke ke negaranya, kata polisi Khartoum dalam pernyataannya.
Kedua pasangan tersebut berada dalam kondisi stabil, tambahnya.
Republik Afrika Tengah, yang berbatasan dengan Sudan, menghadapi kekacauan pada Maret setelah satu koalisi pemberontak, Selaka, mengepung ibu kota dan melakukan gelombang pembunuhan dan penjarahan.
Prancis sebagai negara bekas penjajahnya telah mengirim pasukan untuk membela para warganya dan mendukung pasukan pemelihara perdamaian yang mencoba memadamkan kekerasan itu.
Uni Eropa juga telah berjanji akan mengirim pasukan, tetapi Rusia tak mengerahkan tentaranya.
Penyerang itu mengatakan kepada personel polisi yang menangkap dan menanyainya bahwa saudaranya telah dibunuh "oleh pasukan dari salah satu negara Eropa," kata polisi.
"Tak ada motif lain selain balas dendam atas kematian saudara pelaku penusukan itu," demikian pernyataan polisi.
Petugas jaga di Kedutaan Rusia di Khartoum mengatakan dia tidak dapat berkomentar dan Kementerian Luar Negeri Rusia belum dapat segera dimintai komentar.
Berita Terkait
600 rumah di Rusia terendam banjir, 14.000 orang dievakuasi
Kamis, 18 April 2024 9:45 Wib
Rusia sebut Badan Keamanan Ukraina harus dinyatakan organisasi teroris
Rabu, 27 Maret 2024 15:15 Wib
Rusia siap berbagi pengalaman dengan RI untuk kembangkan energi nuklir
Rabu, 27 Maret 2024 9:17 Wib
Putin tegaskan penyerangan aula konser Moskow tindakan intimidasi
Selasa, 26 Maret 2024 9:32 Wib
Serangan teroris di gedung konser dekat Moskow tewaskan 60 orang
Sabtu, 23 Maret 2024 9:59 Wib
Ukraina: Jalan kereta api rute Rusia-Krimea 'target militer yang sah'
Kamis, 21 Maret 2024 10:08 Wib
Menlu Ukraina yakin bantuan AS akan datang
Rabu, 20 Maret 2024 10:22 Wib
Erdogan ucapkan selamat atas kemenangan kembali Putin dalam pemilu
Selasa, 19 Maret 2024 8:48 Wib