Transaksi bursa efek di Sulteng meningkat saat pandemi COVID-19

id Bursa, efek, meningkat

Transaksi bursa efek di Sulteng meningkat saat pandemi COVID-19

Kepala Kantor Bursa Efek Indonesia Sulawesi Tengah, Dendy Amin, di Palu Kamis (27/8/2020).(ANTARA/Sulapto Sali).

Kalau untuk new normal ini transaksi naik sampai 95 persen, untuk Sulteng. Kalau untuk Indonesia rata-rata nilai transaksi harian kita 6,7 triliun, selama pandemi itu naik sampai 6,9 triliun perhari
Palu (ANTARA) - Transaksi Bursa Efek Indonesia di wilayah Sulawesi Tengah (Sulteng) mengalami peningkatan selama pandemi corona virus atau COVID-19.

Kepala Kantor Bursa Efek Indonesia Sulteng, Dendy Amin, di Palu Kamis petang mengatakan, peminat bursa mengalami peningkatan karena banyak waktu digunakan oleh investor bekerja dari rumah.

"Selama pandemi ini malah naik transaksinya, karena orang juga banyak di rumah dan bekerja dari rumah," katanya.

Baca juga: Transaksi saham di Sulteng masa normal baru meningkat Rp279 miliar

Bahkan kata Dendy, selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diberlakukan pemerintah dalam upaya pencegahan penularan virus Corona, peminat bursa efek Indonesia mengalami peningkatan sampai dua persen.

"Kalau untuk new normal ini transaksi naik sampai 95 persen, untuk Sulteng. Kalau untuk Indonesia rata-rata nilai transaksi harian kita 6,7 triliun, selama pandemi itu naik sampai 6,9 triliun perhari," katanya.

Dendy mengatakan kenaikan transaksi bursa efek ini dimanfaatkan karena diberlakukannya bekerja dari rumah atau Work From Home (WFH) selama masa pandemi COVID-19.

Dendy menjelaskan naiknya transaksi atau minat bursa efek saat pandemi virus ini, karena diterapkannya cara kerja yang serba daring.

"Kalau kita lihat orang-orang yang di rumah itu lebih produktif dan manfaatkan waktu untuk transaksi saham. Untuk pembukaan investor baru juga mengalami kenaikan," katanya.

Baca juga: Tanda tangan elektronik jadi solusi transaksi digital era normal baru

Dia mengatakan ketika pandemi diumumkan dan semua sistem serba online, sehingga menyebabkan naiknya transaksi. 

"Kalau untuk sektor yang naik beragam, kembali kepada personal masing-masing. Walaupun transaksi naik, namun ada banyak juga saham yang mengalami penurunan," tandasnya.