Transaksi saham di Sulteng masa normal baru meningkat Rp279 miliar

id Bei sulteng, pasar saham, pasar modal, IHSG, dendi

Transaksi saham di Sulteng masa normal baru  meningkat Rp279 miliar

Ilustrasi - Sejumlah pengunjung duduk berlatar belakang pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/aa)

Palu (ANTARA) - Bursa Efek Indonesia (BEI) perwakilan Sulawesi Tengah menyebutkan transaksi saham di provinsi itu di masa normal baru COVID-19 mengalami peningkatan signifikan sekitar Rp279 miliar per bulan.

"Terjadi peningkatan cukup signifikan jika di bandingkan masa tanggap darurat COVID-19 pada Februari lalu transaksi hanya Rp117 miliar," ujar Kepala Perwakilan BEI Sulteng Dendi Faisal Amin, di Palu Minggu.

Pada semester satu tahun ini, kenaikan transaksi saham di provinsi itu sebesar 137 persen dipicu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mulai stabil pada bursa efek.

"Artinya masyarakat atau investor optimis bahwa IHSG bisa naik di masa kehidupan normal baru ini," kata Dendi.

Dia menjelaskan, pada awal virus corona masuk di tanah air, nilai transaksi saham di provinsi itu menurun hingga Rp8 miliar, namun tidak berpengaruh terhadap rata-rata transaksi bulanan sebesar Rp120 miliar.

Selain itu, saat pemerintah mengumumkan terjadi kontraksi pertumbuhan ekonomi nasional beberapa waktu lalu mines lima persen, justru IHSG tumbuh sekitar satu persen lebih, karena harga saham murah lalu investor memanfaatkan momen tersebut membelinya, hal ini memicu IHSG cenderung naik.

Di sisi lain, pertumbuhan IHSG juga di picu adanya sentimen positif pemerintah, yang mana memberikan ruang bagi salah satu perusahaan farmasi di tanah air di lingkup Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada pengadaan vaksin COVID-19.

"Secara nasional investor yang banyak mengamati lantai bursa saham, yakni sektor farmasi yang notabene sahamnya bisa dibeli masyarakat," ujar Dendi.

BEI perwakilan Sulteng, katanya, hingga kini masih tetap optimis bisa meningkatkan jumlah investor di lantai bursa efek termasuk galeri investasi, meski pun kegiatan sosialisasi dan edukasi untuk sementara dilakukan lewat dalam jaringan (daring) dengan tetap mematuhi pedoman protokoler kesehatan.

Hingga kini, BEI Sulteng juga sudah menjajaki dua perguruan tinggi swasta di Palu dan Kabupaten Poso untuk merencanakan pendirian galeri investasi di perguruan tinggi tersebut.

"Saat ini prosesnya sedang berjalan. Semoga dalam waktu dekat rencana ini bisa terealisasi," ucapnya.

Hingga Juni 2020 jumlah transaksi saham Kabupaten Tolitoli masih dominan dibandingkan dengan daerah lain di Sulteng yakni Rp104 miliar, lalu disusul Kota Palu Rp98 miliar.