Jakarta (ANTARA News) - Aplikasi WhatsApp menambahkan fitur "pesan telah dibaca", mengikuti BlackBerry Messenger dan LINE.
Selain fitur last seen
yang membuat pengguna mengetahui kapan penerima membuka aplikasi
WhatsApp untuk terakhir kali, fitur terbaru ini dianggap penting oleh
pengguna untuk memastikan bahwa pesannya telah dibaca oleh penerima.
Situs
teknologi Phone Arena, telah mendapati fitur terbaru WhatsApp ini pada
Rabu (5/11) yang melihat adanya sepasang tanda centang biru di sebelah
pesan yang dikirim.
Saat dicoba ANTARA News, fitur baru yang
ditandai dengan sepasang tanda centang biru ini menandakan bahwa pesan
telah dibaca oleh penerima, tidak hanya pada personal chat, tetapi juga
dalam group chat.
Pengguna tidak akan melihat tanda centang biru sampai setiap penerima telah membaca pesan.
Sebelumnya, WhatsApp menggunakan dua notifikasi.Tanda centang satu menerangkan bahwa pesan telah terkirim, baik pada personal chat dan group chat, sedangkan tanda centang dua yang hanya ditemui di personal chat menandakan bahwa pesan telah terkirim ke perangkat tujuan, bukan pesan telah dibaca.
Jika pesan tidak memiliki dua tanda centang biru, bukan hanya berarti pesan belum dibaca oleh penerima.
Bisa jadi pengguna atau penerima (atau keduanya) mengalami masalah konektivitas.
Hal ini juga bisa berarti bahwa penerima belum meng-update versi terbaru dari WhatsApp.
Fitur
"pesan telah dibaca" di WhatsApp ini dapat dinikmati di berbagai sistem
operasi seperti iOS, Android dan Windows Phone dengan menginstal
aplikasi WhatsApp terbaru dari toko aplikasi masing-masing platform. (skda)
Berita Terkait
Balas Whatsapp Kini Dapat Gunakan Quick Reply
Senin, 26 Oktober 2015 9:35 Wib
Whatsapp Capai 900 Juta Pengguna Aktif Bulanan
Minggu, 6 September 2015 18:42 Wib
WhatsApp Kini Terintegrasi Ke Google Drive
Senin, 20 April 2015 12:58 Wib
Fitur Panggilan Suara Whatsapp Dapat Digunakan Di Blackberry 10?
Minggu, 15 Februari 2015 13:31 Wib
Whatsapp Bisa Diakses Melalui Komputer Desktop
Jumat, 23 Januari 2015 9:46 Wib
Pengguna WhatsApp melebihi 700 juta orang
Kamis, 8 Januari 2015 11:36 Wib