Guru Besar UIN Palu: Idul Adha perwujudan keikhlasan berkurban

id ketua mui palu,ketua fkub sulteng,prof zainal abidin mag,uin datokarama palu,uin palu,kurban,idul adha

Guru Besar UIN Palu:  Idul Adha perwujudan keikhlasan berkurban

Prof Dr KH Zainal Abidin MAg (ANTARA/Moh Ridwan)

Palu (ANTARA) - Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu, Sulawesi Tengah, Prof Dr Zainal Abidin MAg mengemukakan Hari Raya Idul Adha merupakan perwujudan keikhlasan untuk melaksanakan kurban bagi setiap yang mampu melaksanakannya.

"Idul Adha sejatinya merupakan kontinuitas 'jalan kesalehan sosial spiritual' dari Idul Fitri. Jika Idul Fitri merupakan manifestasi kemenangan atas nafsu, maka Idul Adha merupakan manifestasi dari ketulusan berkorban, kerendahhatian untuk melakukan refleksi historis dalam mengenang perjuangan dan pengorbanan Nabi Ibrahim," ucapnya di Palu, Selasa.

Prof Zainal Abidin yang juga Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Sulteng mengatakan, ibadah qurban adalah simbol kesiapan mengorbankan ego pribadi, demi tujuan yang lebih mulia.

"Digantikannya Nabi Ismail oleh Tuhan dengan seekor domba adalah simbol yang menunjukkan bagaimana kita harus menyembelih tabiat hewani dalam diri kita (seperti rakus, tamak, egois), dan menghidupkan tabiat ”Ismail”, tabiat fitrah manusiawi yang lemah lembut, penuh kasih, dan tidak mementingkan diri sendiri," ujarnya.

Prof Zainal mengemukakan suasana Idul Adha yang kita rayakan hari ini memiliki nuansa yang berbeda dari hari raya Idul Adha tahun-tahun terdahulu karena ada batasan-batasan protokol kesehatan yang harus dijaga.

"Semoga hal itu tidak mengurangi kekhusyu’an ibadah shalat Ied, serta semangat kita menjalankan ritual qurban," ujarnya.

Sebagai orang beriman, kata Prof Zainal, sudah semestinya dapat memetik pelajaran dari semua ini, dan pelajaran paling mendasar adalah bahwa manusia dengan segala kemampuan ilmu pengetahuan dan kecanggihan teknologi yang dimilikinya, ternyata tidak berdaya menghadapi makhluk Tuhan yang ”super kecil” bernama virus corona.

"Dari segi ukuran, virus corona berkali-kali lipat lebih kecil dari pada seekor nyamuk, tetapi dengannya Tuhan menunjukkan kepada kita betapa tidak berdayanya ilmu pengetahuan dan teknologi yang manusia banggakan selama ini," ujar dia.

Bila pandemi corona adalah ujian, menurut dia, maka seyogyanya setelah melewatinya, kualitas hidup kita akan mengalami peningkatan, kita semestinya akan lebih disiplin, lebih memelihara kebersihan lingkungan, lebih peduli terhadap sesama, lebih sadar bahwa kita saling membutuhkan satu sama lain. 

"Bila kualitas ini sudah kita penuhi, maka kita akan melangkah ke depan, tidak berlarut-larut dalam kecemasan, keputus-asaan dan keterpurukan.," ungkapnya.