Asma Nadia luncurkan novel "Assalamualaikum Beijing 2"
Jakarta (ANTARA) - Penulis Asma Nadia pada Selasa meluncurkan novel berjudul “Assalamualaikum Beijing 2: Lost in Ningxia” yang dapat dibaca melalui aplikasi menulis dan membaca daring KBM App.
Novel ini merupakan seri kedua atau kelanjutan dari novel “Assalamualaikum, Beijing!” (2014) yang sebelumnya telah diadaptasi ke layar lebar pada tahun yang sama dibintangi oleh Revalina S. Temat, Laudya Cynthia Bella, Morgan Oey, hingga Ibnu Jamil.
Asma mengatakan semula tidak merencanakan dan tidak mengira bakal ada novel seri kedua, namun karena dorongan serta permintaan dari pembaca akhirnya ia menelurkan cerita “Assalamualaikum Beijing 2”.
“Ketika awal mulai menulis, saya punya beberapa pilihan. Yang pertama, melanjutkan kisah cinta Asma dan Zhongwen. Tapi kemudian dengan berbagai pertimbangan, saya menahan pilihan pertama itu, dan insya Allah memulai dengan dunia yang baru. Setting-nya tetap ada di Beijing, tapi kali ini juga di Ningxia,” kata Asma Nadia saat konferensi pers daring pada Selasa.
Novel ini masih mengangkat kisah cinta dari negeri Tirai Bambu. Berkisah tentang seorang gadis bernama Rani yang memutuskan memeluk agama Islam demi cinta. Dengan identitas baru sebagai Aisha, ia menyusul sang pujaan hati, Muhammad, ke kota Ningxia di bagian barat laut China yang memiliki banyak populasi penduduk Muslim. Keimanan dan cintanya diuji dengan berbagai hal yang kerap membuat hatinya goyah.
“Buat saya ini adalah salah satu yang menantang dan menggoda. Karena Ningxia itu, sebagai traveller saya belum sampai ke sana, tapi saya sudah mimpi sampai ke sana, jadi sekarang mimpinya lewat novelnya dulu,” kata Asma tentang latar tempat novelnya.
Ia mengatakan banyak hal menarik yang dapat ditemukan di Ningxia yang berpenduduk mayoritas muslim, seperti terdapat berbagai resto halal serta budaya berpakaian orang-orang muslim. Selain itu, kata Asma, di sana juga terjadi konflik Uighur sehingga menjadi menarik untuk diangkat dan dibicarakan lebih lanjut.
“Saya ingin sekali mengangkat sisi ini. Karena kita juga tahu bahwa ada konflik Uighur di sana. Jadi ini sebagai salah satu tantangan, salah satu yang memotivasi saya untuk menulis sinopsis akhirnya ‘Assalamualaikum Beijing 2’ dengan satu kisah yang berbeda tapi tetap kisah cinta sejati,” ujarnya.
Asma mengakui bahwa tantangan terberat dalam menggarap novel ini adalah masalah riset karena tidak banyak data yang bisa ia temukan. Ini berbeda dengan novel seri pertamanya yang mengambil latar kota besar di China, seperti Beijing, yang masih memiliki ketersediaan serta keluasan akses dan data.
“Tantangannya bukan saja secara riset sulit tapi juga secara akses karena sekarang dengan pandemi, mau nggak mau pergerakan kita terbatas, dan kalau ada kesempatan untuk terbang rasanya mustahil. Tetapi kalau Beijing kan memang Asma ada kesempatan ke sana waktu itu,” ujarnya.
Ketika ditanya apakah novel seri kedua ini juga akan difilmkan seperti seri pertama, Asma mengatakan dirinya sudah teken kontrak dengan salah satu rumah produksi pada akhir tahun lalu. Semula proses syuting telah direncanakan untuk dilakukan pada bulan Oktober namun harus diundur karena situasi pandemi belum memungkinkan syuting di luar negeri.
“Jadi mohon doa saja, mudah-mudahan bisa difilmkan setelah pandemi berlalu, muda-mudahan segera bisa diwujudkan filmnya,” tuturnya.
Kini sepuluh bagian pertama novel “Assalamualaikum Beijing 2” sudah dapat diakses secara gratis di KBM App mulai hari ini. Novel ini terdiri dari total 47 bab, yang setiap babnya dapat dibaca dengan menukarkan 15 koin emas atau senilai Rp1.500 di aplikasi KBM App.
Sebelum “Assalamualaikum Beijing 2”, Asma Nadia juga telah menerbitkan novel secara daring di KBM App antara lain “Assalamualaikum Beijing”, “Surga yang Tak Dirindukan 3”, “Pertama Bilang Cinta”, “Bidadari untuk Dewa”, “Nikah Tanpa Pacaran”, dan “Karena Corona”.
Novel ini merupakan seri kedua atau kelanjutan dari novel “Assalamualaikum, Beijing!” (2014) yang sebelumnya telah diadaptasi ke layar lebar pada tahun yang sama dibintangi oleh Revalina S. Temat, Laudya Cynthia Bella, Morgan Oey, hingga Ibnu Jamil.
Asma mengatakan semula tidak merencanakan dan tidak mengira bakal ada novel seri kedua, namun karena dorongan serta permintaan dari pembaca akhirnya ia menelurkan cerita “Assalamualaikum Beijing 2”.
“Ketika awal mulai menulis, saya punya beberapa pilihan. Yang pertama, melanjutkan kisah cinta Asma dan Zhongwen. Tapi kemudian dengan berbagai pertimbangan, saya menahan pilihan pertama itu, dan insya Allah memulai dengan dunia yang baru. Setting-nya tetap ada di Beijing, tapi kali ini juga di Ningxia,” kata Asma Nadia saat konferensi pers daring pada Selasa.
Novel ini masih mengangkat kisah cinta dari negeri Tirai Bambu. Berkisah tentang seorang gadis bernama Rani yang memutuskan memeluk agama Islam demi cinta. Dengan identitas baru sebagai Aisha, ia menyusul sang pujaan hati, Muhammad, ke kota Ningxia di bagian barat laut China yang memiliki banyak populasi penduduk Muslim. Keimanan dan cintanya diuji dengan berbagai hal yang kerap membuat hatinya goyah.
“Buat saya ini adalah salah satu yang menantang dan menggoda. Karena Ningxia itu, sebagai traveller saya belum sampai ke sana, tapi saya sudah mimpi sampai ke sana, jadi sekarang mimpinya lewat novelnya dulu,” kata Asma tentang latar tempat novelnya.
Ia mengatakan banyak hal menarik yang dapat ditemukan di Ningxia yang berpenduduk mayoritas muslim, seperti terdapat berbagai resto halal serta budaya berpakaian orang-orang muslim. Selain itu, kata Asma, di sana juga terjadi konflik Uighur sehingga menjadi menarik untuk diangkat dan dibicarakan lebih lanjut.
“Saya ingin sekali mengangkat sisi ini. Karena kita juga tahu bahwa ada konflik Uighur di sana. Jadi ini sebagai salah satu tantangan, salah satu yang memotivasi saya untuk menulis sinopsis akhirnya ‘Assalamualaikum Beijing 2’ dengan satu kisah yang berbeda tapi tetap kisah cinta sejati,” ujarnya.
Asma mengakui bahwa tantangan terberat dalam menggarap novel ini adalah masalah riset karena tidak banyak data yang bisa ia temukan. Ini berbeda dengan novel seri pertamanya yang mengambil latar kota besar di China, seperti Beijing, yang masih memiliki ketersediaan serta keluasan akses dan data.
“Tantangannya bukan saja secara riset sulit tapi juga secara akses karena sekarang dengan pandemi, mau nggak mau pergerakan kita terbatas, dan kalau ada kesempatan untuk terbang rasanya mustahil. Tetapi kalau Beijing kan memang Asma ada kesempatan ke sana waktu itu,” ujarnya.
Ketika ditanya apakah novel seri kedua ini juga akan difilmkan seperti seri pertama, Asma mengatakan dirinya sudah teken kontrak dengan salah satu rumah produksi pada akhir tahun lalu. Semula proses syuting telah direncanakan untuk dilakukan pada bulan Oktober namun harus diundur karena situasi pandemi belum memungkinkan syuting di luar negeri.
“Jadi mohon doa saja, mudah-mudahan bisa difilmkan setelah pandemi berlalu, muda-mudahan segera bisa diwujudkan filmnya,” tuturnya.
Kini sepuluh bagian pertama novel “Assalamualaikum Beijing 2” sudah dapat diakses secara gratis di KBM App mulai hari ini. Novel ini terdiri dari total 47 bab, yang setiap babnya dapat dibaca dengan menukarkan 15 koin emas atau senilai Rp1.500 di aplikasi KBM App.
Sebelum “Assalamualaikum Beijing 2”, Asma Nadia juga telah menerbitkan novel secara daring di KBM App antara lain “Assalamualaikum Beijing”, “Surga yang Tak Dirindukan 3”, “Pertama Bilang Cinta”, “Bidadari untuk Dewa”, “Nikah Tanpa Pacaran”, dan “Karena Corona”.