FKUB Sulteng Ajak Umat Pelihara Kerukunan Beragama

id fkub

...pertemuan kami untuk membahas potensi-potensi tertentu tetapi kami tidak publikasikan
Palu,  (antarasulteng.com) - Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Sulawesi Tengah mengajak seluruh umat di daerah ini agar tetap memilihara kerukunan umat beragama dan saling menghormati terhadap umat yang mengadakan peringatan Maulid Nabi maupun perayaan Natal.

"Kita bukan membangun kerukunan, tetapi memelihara kerukunan yang sudah baik ini," kata Ketua FKUB Sulawesi Tengah Jamaluddin A Mariajang dalam sebuah diskusi dengan wartawan di Palu, Kamis.

Turut hadir dalam pertemuan tersebut tokoh agama mewakili Kristen Peter Barnabas, tokoh agama Budha diwakili Lucky Kriston serta Syamsuridjal Anggo dari muslim.

Jamaluddin mengatakan sudah menjadi agenda FKUB setiap kali pelaksanaan hari-hari besar keagamaan perlu saling mengingatkan antarumat beragama agar tetap memelihara kerukunan yang sudah terbangun baik.

Dia mengatakan FKUB secara konstruktif dan kontinyu akan terus memelihara kerukunan umat beragama dengan tiga prinsip.

"Umat harus terpelihara dan terlindungi dari prasangka-prasangka yang membuat setiap umat dalam kondisi yang tidak memungkinkan. Ini yang pertama," katanya.

Menurut mantan Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Alkhairaat itu, insiden Tolikara beberapa waktu lalu diduga terjadi karena adanya prasangka-prasangka yang dihadapi dari pemahaman ekstrim dari kelompok tertentu sehingga suasana kerukunan umat beragama jadi terganggu.

Dia mengatakan salah satu paham yang cenderung merusak tatanan kerukunan umat beragama adalah pemahaman radikal dari pemeluk agama tertentu.

"Radikalisme itu lahir bukan dari agama, tetapi sentimen-sentimen sosial yang memiliki kepentingan politik, ekonomi dan sebagainya," katanya.

Prinsip kedua kata Jamaluddin, kerukunan umat beragama lebih membicarakan hal-hal konstruktif seperti kerjasama antarumat beragama untuk kepentingan sosial.

"Ketiga adalah menghormati hak-hak politik umat beragama harus tetap terpelihara. Bahwa setiap umat beragama memiliki hak politik yang sama," katanya.

Jamaluddin mengatakan pertemuan para tokoh lintas agama tidak saja dilaksanakan menjelang hari-hari besar keagamaan, tetapi juga di luar momentum hari keagamaan tersebut dengan berbagai agenda.

"Ada beberapa pertemuan kami untuk membahas potensi-potensi tertentu tetapi kami tidak publikasikan," katanya.

Sementara itu tokoh agama Kristen Peter Barnabas mengatakan para pimpinan agama dituntut untuk terus menyampaikan dakwah yang menyejukkan di kalangan umatnya masing-masing.

"Saya senang sekali kalu mendengar Pak Kiai Quraish Shihab memberikan ceramah agama. Sejuk sekali," katanya.