Yayasan Care Peduli gandeng relawan berdayakan nelayan di Donggala

id yayasancarepeduli,roasulteng,nelayandonggala

Yayasan Care Peduli gandeng relawan  berdayakan nelayan di Donggala

Direktur Yayasan Care Peduli Butu Madika (kanan) dan Ketua Kelompok Nelayan Ikan Terbang Frangky (kiri) melakukan pengecekan terhadap bantuan perahu katinting kepada kelompok nelayan ikan terbang di Desa Tondo, Kecamatan Sirenja, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Selasa (23/11). ANTARA/ (Muhammad Izfaldi)

Donggala (ANTARA) - Yayasan Care Peduli (YCP) Sulawesi Tengah menggandeng Relawan Orang dan Alam (ROA) untuk memberdayakan sejumlah nelayan yang bergabung dalam Kelompok Ikan Terbang Desa Tondo Kecamatan Sirenja Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Selasa.

Direktur Yayasan Care Peduli, Buttu Ma'dika mengatakan pemberdayaan itu merupakan kelanjutan dari program yang sudah dijalankan pascabencana melanda Kota Palu, Sigi dan Donggala pada 2018.

"Dalam memberdayakan nelayan di sini kita ikut berperan dalam membentuk kelompok nelayan ikan terbang ini, sebab kita sangat menginginkan nelayan-nelayan di sini terintegrasi dengan baik," kata Buttu Ma'dika usai penyaluran bantuan perahu kepada kelompok nelayan ikan terbang di Desa Tondo, Kecamatan Sirenja, Kabupaten Donggala, Selasa.

Dia menjelaskan konsep integrasi yang dibangun Yayasan Care Peduli bersama ROA itu, berlandaskan pada sistem pemulihan ekonomi, sekaligus langsung membangun ketangguhan masyarakat setempat dalam menghadapi bencana alam maupun non alam.

Sebab dalam kajian analisis yang sudah dilakukan YCP di beberapa provinsi yang ada di Indonesia, daerah pesisir merupakan wilayah yang paling terdampak jika terjadi bencana alam seperti tsunami, perubahan iklim, serta bencana non alam seperti masa pandemi COVID-19 seperti saat ini.

Selain berperan dalam membentuk kelompok nelayan, pihak YCP bersama ROA turut mendistribusikan bantuan berupa enam buah perahu katinting lengkap dengan mesin, satu buah perahu tangkap ikan kapasitas 4 ton, serta teknologi penunjang nelayan saat melaut untuk mendeteksi keberadaan ikan maupun kondisi cuaca saat itu.

"Alat-alat ini nantinya untuk mendukung kelompok nelayan yang akan melaut, dan sekaligus bisa mengurangi resiko-resiko sebagai seorang nelayan karena memang kita sesuaikan dengan apa yang nelayan butuhkan," jelasnya.

Buttu Ma'dika merinci bantuan yang didistribusikan YCP bersama ROA itu, akan melibatkan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Sebab diantara jenis bantuan itu terdapat teknologi pendeteksi ikan serta pendeteksi cuaca untuk mendukung penuh kerja-kerja kelompok nelayan ikan terbang.

"Sudah kita bahas bersama BMKG, saat ini tahap assesment sudah selesai tinggal beberapa penyesuaian saja baru nanti alat itu kita bawa ke sini, karena dampak perubahan iklim ini pengetahuan lokal tentang cuaca sudah terganggu karena itu memilih teknologi itu untuk nelayan," tambahnya.

Sementara itu Ketua kelompok nelayan ikan terbang, Frangky menyebutkan saat ini anggota kelompoknya mencapai 30 orang, dari total jumlah penduduk yang berprofesi sebagai nelayan di Desa Tondo, Kecamatan Sirenja mencapai 300an orang.

"Kami coba dulu dengan kelompok ini, kita ingin mencontohkan ke yang lain jika berhasil pasti mereka akan ikut masuk bergabung atau bisa juga membuat kelompok lain," kata Frangky di Kabupaten Donggala, Selasa.

Menurutnya, pemberdayaan yang dilakukan YCP dan ROA memberikan dampak positif kepada nelayan-nelayan setempat. Karena hingga kini seluruh program saling berkesinambungan.

Sebagai contoh adalah kelompok nelayan ikan terbang yang langsung memiliki koperasi untuk mendukung hubungan kelompok secara kelembagaan dengan pihak-pihak lainnya.

"Kita sudah punya koperasi, program kita sudah tersusun dengan baik, ditambah pendampingan yang dilakukan YCP maupun ROA sudah bersifat jangka panjang sehingga ini pasti akan berkelanjutan dengan baik, karena itu kami berterimakasih pada YCP maupun ROA," demikian Frangky. Muhammad Izfaldi