STIKOM Surabaya Luncurkan Kartu Mahasiswa Berbasis "RFID"

id kartu

Kartu berbasis RFID untuk seluruh sivitas akademika, termasuk mahasiswa. Kartu itu merupakan yang pertama kalinya diterapkan oleh kampus di Indonesia
Surabaya,  (antarasulteng.com) - Institut Bisnis dan Informatika STIKOM Surabaya meluncurkan kartu mahasiswa berbasis "RFID" yang dapat digunakan akses layanan parkir, ruang kelas perkuliahan, perpustakaan, kantin, dan sebagainya.

"Kartu berbasis RFID untuk seluruh sivitas akademika, termasuk mahasiswa. Kartu itu merupakan yang pertama kalinya diterapkan oleh kampus di Indonesia," kata Rektor STIKOM Prof Budi Djatmiko MPd di Surabaya, Rabu.

Dalam peluncuran ITSCoPS (Identification Trust Control Privilege Security) yang merupakan hasil penelitian tim dosen-mahasiswa STIKOM itu, ia menjelaskan ITSCoPS merupakan sistem informasi kampus dengan teknologi RFID (Radio Frequency Identification).

"Untuk saat ini, RFID dari hasil penelitian tim dosen-mahasiswa STIKOM pada tahun 2014 itu digunakan untuk sistem parkir, vending machine (transaksi pembelian lewat mesin minuman), sistem informasi akademik mahasiswa, data kunjungan perpustakaan, sistem ruangan kelas, dan sistem presensi online atau dalam jaringan (daring)," katanya.

Didampingi Project Manager ITCoPS Tan Amelia S.Kom MMT dan Kepala Prodi Sistem Informasi STIKOM Vivine Nurcahyawati M.Kom dalam "Media Gathering" itu, ia mengatakan ITCoPS memungkinan mahasiswa dan sivitas akademika STIKOM hanya pegang satu kartu mirip ATM atau e-KTP tapi bisa untuk beberapa layanan.

"Ke depan, ITCoPS akan kami kembangkan layanan kantin selengkapnya dan layanan otomasi ruang kelas seperti kamar hotel yang lampu-nya bisa hidup dan mati secara otomatis seiring masuk dan keluarnya penghuni kamar hotel itu," katanya.

Namun, tidak menutup kemungkinan teknologi RFID itu akan diterapkan untuk instansi pemerintah dan industri, bahkan lembaga pertahanan seperti pemantauan gudang amunisi secara otomatis dan terkontrol dari waktu ke waktu.

Senada dengan itu, Project Manager ITCoPS Tan Amelia S.Kom MMT mengatakan RFID sebagai hasil riset yang dilakukan selama 1,5 tahun itu memiliki dua manfaat penting yakni memadukan semua sistem informasi dalam satu titik dan adanya keamanan.

"Teknologinya akan kami kembangkan  terus, karena RFID masih mungkin disalahgunakan dengan meminjamkan kartu, namun kami memiliki tiga solusi, yakni pemilik kartu yang bertanggung jawab, kartu dibatasi masa kedaluwarsa, dan sistem blokir dalam jangka 3-4 bulan sekali," katanya.

Tan Amelia yang juga Kepala Pusat Kerja Sama STIKOM itu mengatakan RFID secara teknologi mungkin sudah ada di pasaran, namun RFID yang dilengkapi dengan "reader" mungkin baru pertama kali di kampus (STIKOM).

"Sebelumnya, kami sudah mengembangkan riset tentang sistem perkuliahan secara online (dalam jaringan atau daring) yang kami sebut Brilian, dan sekarang dilengkapi dengan ITCoPS dan akan terus dikembangkan," katanya.

Sementara itu, Rektor Unair Prof Nasih dalam "Media Gathering" pada hari yang sama (27/1) menegaskan bahwa pihaknya sedang mempertimbangkan komentar dosen Unair kepada pers untuk dihitung sebagai "poin".

"Tidak hanya menulis hasil riset pada jurnal dan menulis artikel pada media massa, tapi kami juga berencana mempertimbangkan pernyataan dosen Unair yang mengangkat nama Unair akan dihitung sebagai poin bagi dosen dimaksud," katanya.