Ekonomi Sulteng tahun 2021 tumbuh 11,70 persen dibanding 2020

id Sulteng,Sandi,Palu,Ppkm,Omicron

Ekonomi Sulteng tahun 2021  tumbuh 11,70 persen dibanding 2020

Seorang petani membajak sawah pada musim tanam pertama di Desa Pombewe, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Minggu (6/2/2022). Kementan menargetkan produksi padi/gabah tahun 2022 mencapai 55,2 juta ton atau sekitar 34 juta ton beras. ANTARA/Mohamad Hamzah.

Palu (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) secara kumulatif sepanjang tahun 2021 dibanding 2020 mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 11,70 persen.



"Pertumbuhan terjadi pada seluruh lapangan usaha. Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah industri pengolahan sebesar 19,62 persen," kata Koordinator Fungsi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Sulteng Rukhedi di Kota Palu, Senin.



Kemudian, lanjutnya, diikuti lapangan usaha konstruksi sebesar 16,88 persen, penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 13,46 persen, pertambangan dan penggalian sebesar 12,23 persen, jasa keuangan dan asuransi sebesar 10,29 persen.



Rukhendi menerangkan ekonomi Sulteng triwulan IV tahun 2021 dibanding triwulan III 2021 mengalami pertumbuhan sebesar 4,89 persen. Pertumbuhan terjadi pada hampir semua lapangan usaha.



"Kecuali industri pengolahan yang kontraksi sebesar 0,66 persen. Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah transportasi dan pergudangan sebesar 30,18 persen, konstruksi sebesar 14,70 persen, dan administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar 13,76 persen," ujarnya.



Sementara itu, lapangan usah pertanian, kehutanan dan perikanan serta pertambangan dan penggalian yang memiliki peran dominan juga mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 6,61 persen dan 2,69 persen.



"Selain itu ekonomi Sulteng triwulan IV 2021 dibanding triwulan IV 2020 atau year on year (yoy)mengalami pertumbuhan sebesar 11,90 persen. Pertumbuhan terjadi pada semua lapangan usaha," terangnya.



Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan, kata Rukhedi, adalah transportasi dan pergudangan sebesar 30,09 persen, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 24,84 persen.



Sementara itu industri pengolahan, pertanian, kehutanan, dan perikanan serta pertambangan dan penggalian yang memiliki peran dominan juga mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 10,80 persen, 11,92 persen dan 10,49 persen.