Pemkab Parimo arsipkan budaya daerah untuk menambah wawasan siswa

id Kebudayaan, DisdikbudParimo, Ninong Pandake, pemkabparimo, sulteng

Pemkab Parimo  arsipkan budaya daerah untuk menambah wawasan siswa

Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Parigi Moutong, Ninong Pandake. ANTARA/Moh Ridwan

Parigi, Sulteng (ANTARA) -
Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah akan menyusun informasi tentang kebudayaan daerah setempat yang dituangkan dalam tulisan untuk arsip daerah sebagai upaya  menambah wawasan siswa siswi.
 
"Tahun ini kami memprogramkan pembuatan buku tentang kebudayaan daerah setempat. Ini dimaksudkan sebagai bagian dari peningkatan wawasan dan pengetahuan peserta didik, karena kebudayaan masuk dalam kurikulum pembelajaran sekolah," kata Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Parigi Moutong Ninong Pandake di Parigi, Rabu.
 
Menurutnya, langkah dilakukan pihaknya tidak lain untuk menambah pengetahuan peserta didik serta masyarakat, sekaligus bentuk penghargaan terhadap kebudayaan.
 
Apa lagi, Parigi Moutong memiliki beragam budaya, suku dan sub etnis yang hidup berdampingan tanpa ada saling mengucilkan satu sama lain.
 
"Sebagai negara yang majemuk, tentu banyak warisan budaya yang ditinggalkan. Kami berupaya menggali tradisi, adat dan budaya tentang proses kehidupan suku yang ada di daerah ini," ucap Ninong.
 
Ia mengemukakan, di Parigi Moutong ada sejumlah etnis lokal, yakni etnis Kaili, Lauje, Tialo dan Tajio yang memiliki banyak tradisi. Dari etnis-etnis tersebut akan disajikan dalam bentuk buku agar kelak generasi penerus mengetahui kebudayaan daerah.
 
Dalam riset tersebut akan melibatkan dan memberdayakan penulis-penulis lokal dalam mengerjakan program tersebut.
 
"Sejauh ini, belum ada pelibatan akademisi dari universitas dalam maupun luar daerah. Kami masih memakai jasa penulis daerah, dengan pertimbangan mereka lebih memahami situasi, dengan harapan tulisan tentang kebudayaan nanti lebih spesifik serta mengedukasi pembacanya," tutur Ninong.
 
Ia menambahkan, selain program penulisan buku, Disdikbud Parigi Moutong juga akan membuat satu film dokumenter tentang kesenian Etnis Kaili terancam punah yakni "Dadendate" atau nyanyian panjang yang menceritakan situasi di daerah setempat.
 
"Sasaran dari program ini dimasukkan dalam program pendidikan, yang lebih kepada muatan lokal (mulok)," demikian Ninong.