UIN Palu dorong dosen muda ikuti AICIS

id Aicis,UIN Palu,Dosen muda uin palu,UIN Datokarama,Prof Abidin Djafar

UIN Palu dorong dosen muda ikuti AICIS

Rektor UIN Palu Prof Sagaf S Pettongi (kanan) dan Wakil Rektor Bidang Akademik Pengembangan Lembaga Prof Abidin Djafar. (ANTARA/Muhammad Hajiji)

Palu (ANTARA) - Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu, Sulawesi Tengah, mendorong para dosen muda di perguruan tinggi tersebut agar mengikuti konferensi studi Islam internasional bertajuk "annual internasional conference on Islamic studies (AICIS)".

"Mengikuti AICIS dengan menjadi peserta yang menampilkan karya ilmiah, banyak sekali manfaatkan yang didapatkan," ucap Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga UIN Datokarama Palu Prof Abidin Djafar, di Palu, Selasa.

AICIS adalah kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama RI. AICIS menjadi ajang penting bagi akademisi dalam dan luar negeri, menuangkan ide dan gagasan terkait dengan studi Islam dan pembangunan peradaban Islam secara berkelanjutan.

Tahun 2022 Kemenag menyelenggarakan AICIS di Bali tanggal 4 - 10 Oktober, dengan tema "future religion in G20 digital transformation knowledge management and social resillience".

Prof Abidin menilai AICIS tidak sekedar menjadi ajang silaturahmi, melainkan juga menjadi pengenalan lembaga serta menampilkan daya saing PTKIN.

Ia menyebut, terdapat 12 dosen dari UIN Datokarama yang akan menampilkan dan memaparkan karya ilmiah di AICIS. Di antara dari 12 dosen itu ialah Prof Abidin Djafar, Dr Sofyan Bachmid, Abdul Jalil, Ardillah Abu dan Masmur.

"Hal ini tentu akan memberikan dampak terkait dengan kelembagaan khususnya civitas program studi untuk akreditasi, dan juga memberikan dampak terhadap karir dosen," ujarnya.

UIN Datokarama Palu pernah menjadi tuan rumah penyelenggaraan AICIS pada tahun 2017.

Rektor UIN Palu Prof Dr H Sagaf S Pettongi MPd mengemukakan AICIS merupakan wujud nyata PTKIN untuk membangun kualitas peradaban Islam Indonesia.

"AICIS tidak sekedar ajang silaturahim antara Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN), melainkan wadah tersebut mempersatukan gagasan dan pikiran terkait dengan solusi atas masalah dan dinamika yang dihadapi oleh umat, khususnya mengenai sosial keagamaan,"  Prof Sagaf Pettalongi MPd.