Palu (ANTARA) -
Balai Taman Nasional Kepulauan Togean (BTNKT) menggencarkan pendidikan tentang konservasi kepada anak usia sekolah di Togean Kabupaten Tojo Una-una, Sulawesi Tengah untuk meningkatkan kepedulian terhadap alam.
"Pendidikan konservasi harus ditanamkan sejak dini untuk memberikan pemahaman kepada anak-anak pentingnya menjaga alam untuk kepentingan kelangsungan hidup semua makhluk," kata Plt Kepala BTNKT Oktavianus dihubungi dari Palu, Sabtu.
Menurut dia, langkah ini dilakukan pihaknya juga sebagai upaya meminimalisir aktivitas yang sengaja merusak ekosistem alam, termasuk pencegahan penangkapan ikan dengan cara yang dilarang pemerintah atau ilegal fishing.
Edukasi tentang konservasi, selanjutnya dikerjasamakan dengan pemerintah daerah (Pemda) setempat melalui satuan pendidikan di di wilayah Kepulauan Togean.
"Pendekatan persuasif terhadap masyarakat sekitar kawasan menjadi komitmen BTNKT untuk membangun kolaborasi melestarikan flora dan fauna di kawasan lindung, baik darat maupun perairan," ujar Oktavianus.
Selain anak sekolah, katanya, BTNKT juga masif memberikan edukasi kepada masyarakat sekitar kawasan, yang mana edukasi ini lebih mengarah pada pelestarian hutan dan biota laut, karena dua sektor ini merupakan bagian dari mata pencaharian warga setempat.
Selain itu, ada pula program pemberdayaan masyarakat melalui ekonomi kreatif dalam bentuk kegiatan multi usaha, yang mana bentuk pemberdayaan ini didukung dengan pengelolaan hasil hutan bukan kayu (HHBK).
"Kebijakan kami memberikan izin pengelolaan hutan kepada masyarakat seluas 950,69 hektare dari 20 ribu luas daratan di kelola BTNKT," ucap Oktavianus.
Pengelolaan sumber daya hutan, terdiri dari HHBK bahan baku rotan, HHBK kelapa dengan produk minyak kelapa/VCO, HHBK bahan baku enau produk gula aren, HHBK sagu dan hasil kelapa beserta turunannya yang kini sejumlah produk telah masuk di segmen super market Kota Ampana.
"Program-program yang kami canangkan saling berkesinambungan. Kami berharap lewat pendidikan konservasi, masyarakat dapat menjadi agen perubahan terhadap kawasan lindung, dan lebih peka terhadap pelestarian alam, karena sumber penghidupan mereka juga berasal dari lingkungan tempat mereka tinggal," demikian Oktavianus.