BP2P Sulawesi II bangun sebanyak 2.840 huntap tahap dua di Pasigala
Palu (ANTARA) - Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (BP2P) Sulawesi II membangun 2.840 unit hunian tetap (huntap) permanen tahap dua untuk warga penyintas gempa, tsunami dan likuefaksi di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala (Pasigala)
"Pembangunan huntap permanen di Pasigala saat ini masih sedang berlangsung," kata Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Huntap BP2P Sulawesi II, Zulfahmi di Palu, Ahad.
Berdasarkan data BP2P Sulawesi II, 2.840 huntap tahan gempa tersebut meliputi huntap 2B sebanyak 1.321 unit tersebar di Kelurahan Tondo, Kota Palu dan Desa Sibalayan Selatan, Dusun II, Desa Bangga, Kabupaten Sigi.
Kemudian, huntap 2C sebanyak 535 unit tersebar di Kelurahan Talise, Kota Palu. Huntap tahap 2D sebanyak 449 unit tersebar di Kota Palu dan Kabupaten Donggala.
Berikutnya, huntap 2E sebanyak 535 unit tersebar di Kelurahan Petobo, Kota Palu.
BP2P Sulawesi II menargetkan pembangunan huntap 2B, 2C, 2D, dan 2E di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala selesai dibangun pada Juni 2024.
Zulfahmi mengemukakan pembangunan huntap melibatkan masyarakat yang tercatat sebagai Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
"Iya, lewat skema partisipatif ini masyarakat, khususnya KPM dapat melihat langsung lahan hunian mereka, termasuk melihat langsung proses pembangunan hunian mereka," ucapnya.
Zulfahmi mengatakan lewat skema tersebut, keluarga penerima manfaat 712 unit hunian tetap dapat memberikan saran dan masukan kepada BP2P Sulawesi II dalam proses pembangunan hunian, melalui fasilitator yang telah dibentuk.
Selain itu, ujar dia, huntap yang dibangun menggunakan teknologi Risha. Risha adalah perwujudan sebuah rumah dengan desain modular, yaitu konsep yang membagi sistem menjadi bagian-bagian kecil (modul) dengan ukuran yang efisien agar dapat dirakit menjadi sejumlah besar produk yang berbeda-beda.
Desain bangunan rumah dengan sistem modular ini dapat diubah-ubah atau dikembangkan sesuai dengan keinginan atau kebutuhan penghuninya.
Produk Risha tersebut, katanya, dibuat di Palu oleh kontraktor pemenang tender pembangunan huntap, sehingga memudahkan BP2P Sulawesi II mengontrol langsung. "Kami selalu mengecek langsung ke lapangan, terkait spesifikasi dan kualitas dari teknologi Risha yang digunakan," kata dia.
"Pembangunan huntap permanen di Pasigala saat ini masih sedang berlangsung," kata Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Huntap BP2P Sulawesi II, Zulfahmi di Palu, Ahad.
Berdasarkan data BP2P Sulawesi II, 2.840 huntap tahan gempa tersebut meliputi huntap 2B sebanyak 1.321 unit tersebar di Kelurahan Tondo, Kota Palu dan Desa Sibalayan Selatan, Dusun II, Desa Bangga, Kabupaten Sigi.
Kemudian, huntap 2C sebanyak 535 unit tersebar di Kelurahan Talise, Kota Palu. Huntap tahap 2D sebanyak 449 unit tersebar di Kota Palu dan Kabupaten Donggala.
Berikutnya, huntap 2E sebanyak 535 unit tersebar di Kelurahan Petobo, Kota Palu.
BP2P Sulawesi II menargetkan pembangunan huntap 2B, 2C, 2D, dan 2E di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala selesai dibangun pada Juni 2024.
Zulfahmi mengemukakan pembangunan huntap melibatkan masyarakat yang tercatat sebagai Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
"Iya, lewat skema partisipatif ini masyarakat, khususnya KPM dapat melihat langsung lahan hunian mereka, termasuk melihat langsung proses pembangunan hunian mereka," ucapnya.
Zulfahmi mengatakan lewat skema tersebut, keluarga penerima manfaat 712 unit hunian tetap dapat memberikan saran dan masukan kepada BP2P Sulawesi II dalam proses pembangunan hunian, melalui fasilitator yang telah dibentuk.
Selain itu, ujar dia, huntap yang dibangun menggunakan teknologi Risha. Risha adalah perwujudan sebuah rumah dengan desain modular, yaitu konsep yang membagi sistem menjadi bagian-bagian kecil (modul) dengan ukuran yang efisien agar dapat dirakit menjadi sejumlah besar produk yang berbeda-beda.
Desain bangunan rumah dengan sistem modular ini dapat diubah-ubah atau dikembangkan sesuai dengan keinginan atau kebutuhan penghuninya.
Produk Risha tersebut, katanya, dibuat di Palu oleh kontraktor pemenang tender pembangunan huntap, sehingga memudahkan BP2P Sulawesi II mengontrol langsung. "Kami selalu mengecek langsung ke lapangan, terkait spesifikasi dan kualitas dari teknologi Risha yang digunakan," kata dia.