Palu Deflasi 0,41 Persen Agustus 2016

id bps

Palu Deflasi 0,41 Persen Agustus 2016

Badan Pusat Statistik (antara)

Palu,  (antarasulteng.com) - Kota Palu pada Agustus mengalami deflasi sebesar 0,41 persen, menempati urutan ke-6 deflasi tertinggi di kawasan timur Indonesia dan ke-19 secara nasional.

Kepala BPS Sulteng Faizal Anwar mengemukakan di Palu, Jumat, deflasi terjadi karena turunnya indeks harga pada kelompok pengeluaran bahan makanan sebesar 1,45 persen, transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,82 persen serta makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,01 persen.

Selain itu kata Faizal, sejumlah komoditas yang memiliki andil penyebab deflasi antara lain tarif angkutan udara sebesar 0,17 persen, ikan selar 0,13 persen, ikan mujair 0,11 persen, telur ayam ras 0,05 persen, ikan cakalang 0,03 persen, ikan ekor kuning 0,03 persen, tomat buah 0,03 persen, wortel 0,03 persen, bawang putih 0,02 persen dan besi beton 0,02 persen.

"Untuk kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga selama Agustus relatif stabil," ujarnya.

Sementara itu, beberapa kelompok pengeluaran juga megalami kenaikan indeks harga seperti perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,15 persen, diikuti kelompok sandang 0,11 persen dan kesehatan sebesar 0,03 persen.

Dari 18 kota di wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua), 13 kota yang mengalami deflasi dengan daerah tertinggi di Kota Pare-Pare 0,80 persen, diikuti Mamuju 0,79 persen, Bau-Bau 0,72 persen, Makassar 0,45 persen, Palopo 0,42 persen, Palu 0,41 persen.

Selama Agustus 2016, deflasi secara nasional berada pada angka 0,02 persen. Sejumlah kota yang mengalami deflasi antara lain Kupang 0,87 persen, Pare-Pare 0,80 persen, Mamuju 0,79 persen, Bau-Bau 0,72 persen, Tanjung Pandan 0,58 persen, Kediri 0,57 persen, Tanung 0,53 persen, Madiun 0,52 persen, Purwokerto 0,51 persen, Bandung 0,49 persen, Kudus 0,48 persen, Tegal 0,45 persen, Makassar 0,45 persen dan kota lainnya di bawah 0,45 persen.