Moma Dan Lero Dusun Terisolir Di Donggala

id moma

Moma Dan Lero Dusun Terisolir Di Donggala

salah seorang warga Dusun Moma, salah satu dusun terpencil dan terisolir di Kabupaten Donggala saat melewati jalan yang longsor menuju Dusun Moma. Warga sangat butuh perhatian pemerintah untuk membuka akses jalan memadai Foto ANTARA/Anas Masa

"Yang penting cukup untuk makan sehari-hari," kata Nanti, dan ditegaskan pula oleh warga setmpat Beto
Donggala, Sulteng, (antarasulteng) - Dua dusun di Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah hingga kini masih terisolir sehingga sangat memerlukan perhatian pemerintah.

"Dusun ini sudah berdiri sejak tahun 90-an, tetapi hingga kini masih terisolir," ujar Nanti, seorang tokoh masyarakat Dusun Moma, saat berkunjung ke dusun itu, Rabu (7/12).

Ayah dua anak itu mengatakan bertahun-tahun masyarakat di Dusun Moma dan Lero mendambakan adanya prasarana jalan dan juga listrik yang memadai di wilayah itu.

Dua dusun itu, dari perbatasan Kabupaten Donggala dan Pasang Kayu, Sulawesi Barat hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki atau naik sepeda motor ojek yang telah dirancang khusus disesuaikan dengan medan jalannya.

Dusun Moma terletak sekitar 36 km dari Desa Lalundu, Kecamatan Riopakaya, Kabupaten Donggala. Sedangkan Dusun Lero sekitar 40-an km.

Sedangkan dari Kota Palu, ibu kota Provinsi Sulteng sampai ke dusun tersebut berjarak sekitar 200 kilometer.

Kondisi jalan sangat berat, selain hanya jalan setapak, juga harus melewati beberapa sungai kecil dan besar yang semuanya belum ada jembatan.

Saat musim hujan dan mengalami banjir, kata Nanti lagi, tidak bisa dilalui dan terkadang mereka harus bermalam di pinggir sungai menunggu sampai air surut dan bisa dilewati lagi.

Ia mengatakan, untuk mencapai kedua dusun yang masih terisolir itu, mereka harus jalan kaki dua hari dua malam dan bermalan satu malam di tengah hutan, baru keesokan harinya melanjutkan perjalanan.

Hal senada juga disampaikan Beto, seorang pelayan Injil di Dusun Moma.

Ia mengatakan jika hendak turun berbelanja berbagai kebutuhan sehari-hari terpaksa berjalan kaki atau naik sepeda motor.

Namun karena sudah biasa berjalan kaki, dari Dusun Moma menuju Desa Lalundu, Kecamatan Riopakaya biasanya ditempuh hanya sehari perjalanan.

Tetapi bagi yang belum terbiasa jalan kaki, bisa ditempih sampai dua hari dua malam baru tiba di dusun itu.

Masyarakat kedua dusun itu terus meminta Pemerintan Kabupaten Donggala untuk membuka jalan yang memadai ke wilayah tersebut, agar taraf hidup dan ekonomi penduduk di Dusun Moma dan Lero bisa meningkat seperti layaknya dusun atau desa yang telah memiliki prasana jalan dan dijangkau listrik.

"Yang paling utama kami butuhkan sekarang ini paling tidak akses jalan yang memadai," kata salah satu warga di sana.

Jika akses jalan memadai sudah ada, masyakarat bisa menjual hasil pertanian dan perkebunan ke pasar di Desa Lalundu.

Selama ini, masyarakat pada dua dusun itu menanam berbagai komoditas pangan, seperti jagung, kacang, pisang, ubi-ubian mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Yang penting cukup untuk makan sehari-hari," kata Nanti, dan ditegaskan pula oleh warga setmpat Beto.

Masalahnya, kata mereka berdua, tidak ada akses jalan sehingga masyarakat tidak bisa menanam komoditas pangan dalam jumlah besar, apalagi untuk dijual.

Pada dusun itu juga belum ada sekolah dan pos kesehatan. Jika ada warga yang sakit terpaksa berjalan kaki berobat ke Puskesmas Lalundu.

"Mudah-mudahan saja dusun kami ini ke depan mendapat perhatian dari Pemkab Donggala," ujar Nanti, dan juga Beto.(BK03)