Direktur Jenderal Bimas Islam meminta para dai bertransformasi

id transformasi dai,dakwah digital,pengembangan dakwah

Direktur Jenderal Bimas Islam meminta para dai bertransformasi

Direktur Jenderal Bimas Islam Kementerian Agama Kamaruddin Amin (tengah) bersama Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi Tengah Ulyas Taha (kanan) dan Kepala Kantor Kementerian Agama Morowali As'ad Latopada di Kota Palu, Jumat (24/11/2023). (ANTARA/Muhammad Hajiji)

Palu (ANTARA) - Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kementerian Agama Kamaruddin Amin meminta para dai untuk bertransformasi, beradaptasi dengan perkembangan zaman, agar bisa memperluas jangkauan dakwah.

"Kita harus bertransformasi, para dai harus bertransformasi, para mubalig, para penceramah, harus beradaptasi perkembangan zaman," kata Kamaruddin Amin di Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah, Jumat.

Pada acara pengukuhan pengurus Majelis Dai Kebangsaan (MDK) Provinsi Sulawesi Tengah masa bakti 2023-2026, dia mengemukakan bahwa para dai perlu meningkatkan literasi mengenai teknologi informasi dan memanfaatkannya untuk mendukung pelaksanaan dakwah.

"Di era ini, semua orang, siapa pun, kapan pun dan di mana pun, bisa mengakses informasi keagamaan lewat berbagai platform teknologi informasi dan komunikasi, platform media sosial," ujarnya.

"Di era ini, tidak cukup para dai hanya tampil berceramah secara konvensional dan di ruang tradisional," ia menambahkan.

Para dai dan mubalig, ia melanjutkan, hendaknya memahami pemanfaatan teknologi informasi untuk mendukung dakwah kepada khalayak yang lebih luas, termasuk di dalamnya kalangan muda.

"Tidak cukup kita ceramahi mereka di ruang-ruang seperti saat ini, tidak mudah mengumpulkan mereka, dan mereka tidak lagi tertarik dengan metode-metode seperti ini, kecuali di tempat atau komunitas-komunitas tertentu dan pondok pesantren," katanya.

Dia mengutip data hasil sensus penduduk tahun 2020 yang menunjukkan bahwa proporsi generasi Z, yang lahir antara tahun 1997 dan 2012, mencapai 27,94 persen dari total 270 juta penduduk Indonesia dan generasi milenial, yang lahir antara 1981 dan 1996 mencapai 25,87 persen dari total penduduk.

"Jika digabungkan maka seluruhnya 53,81 persen. Kita harus menjangkau mereka dengan menggunakan instrumen media sosial," katanya merujuk pada strategi dakwah kepada generasi Z dan generasi milenial.