DKP Sulteng-SPFP bahas pengelolaan kolaboratif perikanan gurita

id Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulteng ,Sustainable Fisheries Partnership Foundation (SFPF) ,Sulteng,Perikanan gurita skala kecil ,Gurita

DKP Sulteng-SPFP bahas pengelolaan kolaboratif perikanan gurita

Jajaran DKP Provinsi Sulteng, SPFP dan para nelayan berfoto bersama usai pelaksanaan sosialisasi dan diskusi pengelolaan kolaboratif gurita kecil di Palu, Jumat (15/12/2023). (ANTARA/HO-Dokumentasi DKP Sulteng)

Palu (ANTARA) - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Sulawesi Tengah bekerja sama dengan Sustainable Fisheries Partnership Foundation (SFPF) membahas pengelolaan kolaboratif (co-management) perikanan gurita skala kecil.
 
"Perikanan gurita perlu dikelola dengan baik untuk memastikan keberlanjutannya," kata Kepala DKP Provinsi Sulteng Moh. Arif Latjuba pada 'Sosialisasi dan Diskusi Pengelolaan Kolaboratif (co-management) Perikanan Gurita' di Palu, Jumat.
 
Ia mengatakan tingginya permintaan pasar akan komoditas perikanan gurita, serta penerapan persyaratan standar keberlanjutan menjadi suatu isu yang tidak dapat diabaikan.
 
Permintaan pasar pada komoditas gurita (Octopus spp) terus meningkat setiap tahunnya, baik dari pasar dalam negeri dan juga pasar internasional seperti Italia, Amerika Serikat, China, Yunani dan Korea Selatan.
 
Sementara itu, Provinsi Sulawesi Tengah sendiri merupakan salah satu penghasil komoditas gurita dengan rata-rata produksi dari tahun 2005 sampai dengan 2021 sekitar 42,323 ton.
 
Untuk itu, kata Arif, penting bagi seluruh pihak untuk mengelola perikanan ini supaya kesejahteraan nelayan kecil semakin meningkat.
 
Dengan adanya tekanan pasar yang tinggi tersebut, SFP dan DKP Sulteng berinisiatif untuk melakukan pengelolaan perikanan gurita yang berkelanjutan secara kolaboratif yang melibatkan semua pemangku kepentingan.  
 
Sustainable Fisheries Partnership Foundation (SFPF) sendiri adalah organisasi non pemerintah dan non profit (LSM) internasional yang berpusat di Hawai, Amerika Serikat yang bekerja untuk tercapainya ekosistem laut yang sehat, pasokan sumber makanan dari laut yang mencukupi, serta peningkatan ekonomi dari sektor perikanan.
 
Direktur Program Indonesia dari SFP, Dessy Anggraeni mengatakan pengelolaan kolaboratif antar berbagai pihak merupakan prinsip yang diusung SFP dalam mengelola perikanan, terutama dalam perikanan skala kecil.  
 
Pengelolaan kolaboratif (co-management) adalah pendekatan kemitraan, di mana pemerintah sebagai pengambil kebijakan dan pengguna sumberdaya perikanan, terutama nelayan, dapat berbagi tanggungjawab dan wewenang untuk pengelolaan perikanan di wilayahnya, dengan berkolaborasi di antara mereka sendiri dan dengan para pihak lainnya.
 
"Kami menyampaikan terima kasih atas dukungan dari DKP Provinsi Sulteng pada kegiatan sosialisasi dan diskusi pengelolaan kolaboratif, yang melibatkan semua unsur dalam perikanan gurita di Sulawesi Tengah, terutama nelayan-nelayan gurita," kata dia.
 
Dia berharap seluruh pihak dapat lebih memahami peranan masing masing untuk mencapai pengelolaan perikanan gurita secara kolaboratif dan berkelanjutan di Sulawesi Tengah.
 
Kegiatan ini dihadiri oleh jajaran DKP Provinsi Sulawesi Tengah, DKP Kabupaten Banggai Kepulauan dan Kabupaten Banggai Laut, perwakilan nelayan gurita dari desa Kalumbatan, Lobuton, dan Popisi, serta mitra lokal pendamping nelayan gurita di wilayah ini, antara lain Yayasan LINI, JAPESDA, Yayasan ROA, dan Universitas Tadulako, serta dihadiri juga oleh perwakilan USAID -BERIKAN.