Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan bahwa jika harga nikel terlalu tinggi akan sangat berbahaya bagi perekonomian.
Diketahui, Indonesia merupakan negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia.
"Kalau harga nikel terlalu tinggi itu sangat berbahaya, kita belajar dari kasus cobalt tiga tahun lalu harganya begitu tinggi, orang akhirnya mencari bentuk baterai lain. Ini salah satu pemicu lahirnya lithium ferro phosphate (LFP) itu," ujar Luhut melalui video di akun Instagram pribadi yang terverifikasi @luhut.pandjaitan dipantau di Jakarta, Kamis.
Begitu juga dengan nikel, ia mengatakan jika harga nikel terlalu tinggi maka industri baterai listrik juga akan mencari alternatif lain.
"Jadi, ini kalau kita juga bikin harga itu ketinggian, orang akan cari alternatif lain, teknologi berkembang sangat cepat," kata Luhut.
Lebih lanjut, ia juga menekankan bahwa lithium battery berbasis nikel itu bisa didaur ulang. Namun, LFP sampai saat belum bisa didaur ulang.
"Tetapi ingat lithium battery itu bisa recycling, sedangkan tadi yang LFP itu tidak bisa recycling sampai hari ini tetapi sekali lagi teknologi itu terus berkembang. Kita bersyukur LFP juga kita kembangkan dengan China, tadi lithium battery juga kita kembangkan dengan China maupun dengan lain-lain," kata Luhut.
Dalam kesempatan itu, ia juga merespons kritikan perihal harga nikel anjlok. Luhut mengatakan bahwa seharusnya dapat dilihat tren harga nikel dalam 10 tahun terakhir.
"Kan siklus daripada komoditi itu kan naik turun apakah itu batu bara, nikel, timah atau emas apa saja tetapi kalau kita melihat selama 10 tahun terakhir ini harga nikel dunia itu di 15.000-an dolar AS bahkan pada periode 2014-2019 periode hilirisasi mulai kita lakukan harga rata-rata nikel itu hanya 12.000 dolar AS," ungkapnya.
Selain itu, Luhut juga menyebut bahwa program hilirisasi yang dilakukan bermanfaat bagi perekonomian Indonesia.
"Pernah kita inflasi di bawah 3 persen? kan baru sekarang. Pernah 44 bulan kita surplus ekspor? kan baru sekarang, apa itu? Ya hilirisasi. Kita bisa maintain growth masih 5 persen di tengah-tengah keadaan ekonomi dunia begini dan kita masih berupaya di atas 5 persen, mungkin 6 persen di tahun depan," ujarnya.
Berita Terkait
Pembatasan BBM Pertalite diyakini tak akan ganggu daya beli
Selasa, 3 September 2024 15:16 Wib
Luhut yakin kunjungan Paus dapat meningkatkan toleransi beragama
Selasa, 3 September 2024 12:45 Wib
Menko Luhut ajak masyarakat refleksi diri pada HUT Ke-79 RI
Sabtu, 17 Agustus 2024 8:34 Wib
Menko Luhut: Penertiban BBM subsidi pakai AI hemat APBN Rp50 triliun
Minggu, 11 Agustus 2024 17:58 Wib
Luhut sebut Prabowo umumkan susunan kabinet 21 Oktober
Selasa, 6 Agustus 2024 14:10 Wib
Menko Marves dan Gubernur Sulteng membahas ekspor durian ke China
Senin, 22 Juli 2024 22:11 Wib
Menko Luhut: Uni Eropa mulai akui hak Indonesia larang ekspor nikel
Rabu, 5 Juni 2024 13:21 Wib
Menko Luhut bidik keuntungan Rp12 triliun dari avtur ramah lingkungan
Kamis, 30 Mei 2024 14:20 Wib